Hamas Ancam ‘Kutukan’ kepada Zionis saat Israel Menggempur Gaza

by -100 Views

Kelompok bersenjata Hamas yang juga menjadi penguasa di wilayah Jalur Gaza Palestina, mengeluarkan pernyataan terkait tindakan Israel yang disebut telah mengepung Gaza. Pernyataan terbaru ini disampaikan oleh sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.

Dalam rilisnya, Hamas mengancam Israel bahwa langkah pengepungan ini akan menjadi kutukan sejarah bagi Negeri Yahudi tersebut. Hamas menyebut bahwa jika Israel terus menindas, mereka akan mengambil langkah yang berakibat bencana bagi Yerusalem Barat, yang dianggap oleh kalangan Zionis sebagai Ibu Kota Israel.

“Ada banyak korban di antara pasukan Israel. Lebih banyak tentara Israel akan kembali dalam tas hitam,” ujar juru bicara kelompok militer tersebut, Abu Obeida, dikutip dari AFP, Jumat (3/11/2023).

Sejauh ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah mengonfirmasi tewasnya 19 tentara mereka dalam operasi yang berlangsung saat ini. Pada Kamis, juru bicara IDF, Daniel Hagari, mengatakan bahwa pasukan Israel telah sepenuhnya mengepung Kota Gaza di bagian utara daerah tersebut.

“Tentara Israel telah menyelesaikan pengepungan Kota Gaza, yang merupakan pusat organisasi teror Hamas,” katanya kepada wartawan seraya mengesampingkan gagasan gencatan senjata dalam waktu dekat. “Konsep gencatan senjata saat ini sama sekali tidak dibahas,” tambahnya.

Israel sedang menghadapi tekanan yang semakin besar dari PBB dan kelompok-kelompok kemanusiaan untuk menghentikan konflik dan mencapai gencatan senjata, mengingat meningkatnya jumlah korban tewas di kalangan warga sipil Gaza dan kekhawatiran akan penyebaran konflik ini di Timur Tengah.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, tidak meminta penghentian sepenuhnya permusuhan, tetapi malah mendesak untuk “jeda kemanusiaan”.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, juga menyatakan minggu ini bahwa AS “bertekad untuk mencegah eskalasi apa pun” dalam konflik yang sedang berlangsung.

Data PBB menunjukkan bahwa jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai lebih dari 8.800 orang sejak 7 Oktober, termasuk lebih dari 3.600 anak-anak. Selain itu, sekitar 22.240 orang telah terluka.

PBB juga mengutuk serangan udara yang dilakukan oleh IDF pada hari Rabu yang menargetkan kamp pengungsi Jabalia yang padat penduduk di Gaza utara, dengan menyebut tindakan tersebut sebagai “kejahatan perang”.

Di sisi lain, Israel tetap bersikeras bahwa mereka menargetkan “infrastruktur teror” yang berdekatan dengan bangunan sipil dan bertindak berdasarkan “intelijen yang akurat”.

Artikel Selanjutnya:
Detik-Detik Pasukan Israel Siap Masuki Gaza, Keadaan Mencekam

(luc/luc)