AS Inteligence Leaks Suggest Israel Will Not Win Against Hizbullah

by -680 Views

Badan Intelijen Pertahanan (DIA) di Amerika Serikat (AS) dilaporkan secara rahasia menilai bahwa pasukan Israel akan kesulitan dalam memenangkan perang di dua front melawan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon. Penilaian ini disampaikan oleh Washington Post pada Minggu (7/1/2024).

Meskipun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk melakukan “perubahan mendasar” terhadap situasi keamanan di perbatasan Lebanon, para pejabat Amerika secara pribadi memperingatkannya agar tidak membuka front kedua.

Para pejabat AS juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa Netanyahu dapat menyerang Hizbullah demi menyelamatkan karier politiknya, terutama setelah menghadapi protes luas sebelum dimulainya perang. Mereka juga memperingatkan bahwa konflik skala penuh antara Israel dan Lebanon dapat melampaui pertumpahan darah dalam perang Israel-Lebanon pada tahun 2006 karena persenjataan Hizbullah yang jauh lebih besar dalam hal persenjataan jarak jauh dan presisi.

Washington juga khawatir bahwa konflik semacam itu dapat melibatkan Iran, pendukung utama Hizbullah, dan pada akhirnya AS.

Saat ini, IDF telah terlibat dalam baku tembak dengan militan Hizbullah. Saling serang ini awalnya berskala terbatas, tetapi menjadi panas pasca pembunuhan salah satu pemimpin senior Hamas di Beirut beberapa hari lalu. Sebagai balasan atas pembunuhan tersebut, rudal Hizbullah menyerang pangkalan intelijen Israel.

Di sisi lain, jumlah militer Israel relatif kecil di masa damai dan mengandalkan pasukan cadangan untuk menambah jumlah pasukannya di masa konflik. IDF memanggil sekitar 360.000 tentara cadangan saat perang dengan Hamas dimulai.

Hizbullah tetap terbuka mengenai perannya dalam konflik tersebut. Pemimpin kelompok itu, Hassan Nasrallah, mengklaim pada November 2024 bahwa pasukannya telah mengikat sekitar sepertiga pasukan Israel di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon, mencegah mereka dikerahkan ke Gaza.