Semua Mata Memandang ke Rafah: Viral di Media Sosial oleh Jutaan Pengguna

by -187 Views

PRANALA.CO – Semua Mata Tertuju pada Rafah, sebuah gambar yang memanggil perhatian terhadap genosida yang dilakukan oleh Israel di Gaza telah dibagikan lebih dari 29 juta kali di Instagram dalam waktu kurang dari 24 jam.

Gambar tersebut menyoroti dorongan baru di media sosial oleh para pendukung Palestina setelah serangan udara Israel yang brutal dan mematikan.

Gambar itu menampilkan tenda-tenda di kamp pengungsi yang disusun dengan tulisan “All Eyes on Rafah”. Rafah adalah wilayah di selatan Gaza yang dipenuhi tenda-tenda pengungsi di mana sebanyak 45 warga sipil dilaporkan tewas setelah serangan Israel pada Minggu (26/5/2024).

Gambar tersebut utamanya dibagikan melalui fitur Stories Instagram, dengan influencer, atlet, dan selebritas termasuk bintang “Bridgerton” Nicola Coughlan, penyanyi-penulis lagu Kehlani, dan salah satu aktor top India Varun Dhawan, yang memposting gambar tersebut.

Instagram telah menjadi saluran penting bagi jurnalis Palestina dan pendukung warga Palestina meskipun upaya Meta untuk membatasi konten politik.

Meskipun gambar “All Eyes on Rafah” telah menyebar dengan cepat, video dari Rafah yang diposting oleh jurnalis Palestina telah dibatasi dan bahkan dihapus dari media sosial karena menggambarkan dampak yang jelas setelah serangan Israel.

Dua dari tiga unggahan Instagram yang menunjukkan mayat-mayat yang terbakar dan terluka parah setelah serangan baru-baru ini dihapus, dan satu unggahan memiliki filter konten sensitif untuk “konten vulgar atau kekerasan” yang ditempatkan di depannya.

Arti dari ‘All Eyes on Rafah’ adalah ‘Semua Mata Tertuju pada Rafah’. Ungkapan ini digunakan sebagai seruan agar masyarakat dunia memperhatikan serangan terhadap Rafah di Gaza, Palestina. Slogan ini digunakan di media sosial untuk menarik perhatian terhadap kekejaman yang terjadi.

Istilah ‘All Eyes on Rafah’ tampaknya berasal dari komentar Rick Peeperkorn, direktur Kantor Wilayah Pendudukan Palestina di Organisasi Kesehatan Dunia, yang pada bulan Februari mengatakan “Semua mata tertuju pada Rafah.” Ungkapan ini dimaksudkan sebagai permintaan bagi para pengamat untuk tidak berpaling dari apa yang terjadi di Rafah di mana banyak penduduk sipil berlindung.