Pranala.co Memberikan Solusi Air Bersih untuk Kota Balikpapan

by -106 Views

Universitas Mulia (UM) Balikpapan kembali membuat terobosan. Pada Rabu (31/7), mereka mengadakan Balikpapan Water Forum (BWF) 2024. Acara ini berlangsung di Ballroom Cheng Ho, ruang pertemuan UM yang bergaya istana kekaisaran Tiongkok yang megah.

“Acara ini terinspirasi dari World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali bulan Mei lalu,” kata CEO BWF Dr Agung Sakti Pribadi, yang juga Direktur Eksekutif Yayasan Airlangga yang mengelola UM.

Tujuan utama BWF adalah memberikan masukan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) dan PDAM Balikpapan dalam mengatasi masalah kelangkaan air atau kecukupan air bersih. Keluhan mengenai air bersih di kota ini sudah lama menjadi perbincangan warga. Tak kalah pentingnya dengan masalah antrean BBM dan kemacetan lalu lintas.

“Mudah-mudahan dari kampus Universitas Mulia ini, tercipta masukan dan penyediaan air bersih yang ‘mulia’ untuk kita semua,” ujar salah satu peserta. Hal ini sangat diharapkan.

Agung sengaja mengundang sejumlah pembicara dan pakar, yang ahli dalam bidang pengelolaan air di Balikpapan. Antara lain Ketua Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kaltim Dr Fitriansyah, peneliti dari Indonesia Water Institute (IWI) Dwi Lintang Lestari, Gus Agung Guntoro dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Samarinda, Yusuf Wibisono, MTI dari UM, dan Ir Eko Wahyudi, M.Tech, Tenaga Ahli Perairan dan Sekretaris Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Kaltim.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud menunjuk Sekretaris Bappeda Tommy Alfianto untuk memberikan sambutan. Dia menyambut baik diselenggarakannya BWF. Namun, Direktur PDAM Balikpapan Yudi Saharuddin absen. Tak ada yang mewakili. Wali Kota Samarinda Dr Andi Harun didampingi oleh Direktur PDAM Samarinda Nor Wahid Hasyim hadir untuk memberikan tawaran menarik.

Dua anggota DPRD Balikpapan yang hadir, yaitu Parlindungan dari Fraksi NasDem dan Ali Munsyir Halim dari Fraksi Demokrat menyatakan bahwa masukan dari acara ini akan segera disampaikan kepada Pemkot. Hal ini juga akan menjadi isu penting untuk calon wali kota 2024.

Acara ini dihadiri oleh camat, lurah, ketua LPM, sejumlah tokoh masyarakat, akademisi, dan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi. “Ini adalah kolaborasi kita untuk Balikpapan yang kita cintai,” kata Rektor UM Prof M Ahsin Rifa’i.

Hadir juga perwakilan dari PT Sinar Mas Wisesa, yang mengelola air untuk perumahan Balikpapan Baru (BB). WTP atau IPA yang dikelola belum sesuai dengan rekomendasi dari BWS untuk mendapatkan izinnya.

Masalah kelangkaan air bersih di Balikpapan sudah sangat menyulitkan warga. Meski hujan sering turun belakangan ini, tetap ada warga yang tidak mendapatkan air. PDAM Balikpapan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh warga kota. Oleh karena itu, di beberapa tempat warga mengalami masalah air 3-3. Tiga hari air mengalir, 3 hari tidak.

Data dari PUPR menyebutkan produksi air bersih PDAM Balikpapan mencukupi 75 persen dari jumlah penduduk. Namun, menurut BPKP, hanya mencukupi 48 persen. Masih banyak warga yang belum terlayani. Persoalan utama adalah sulitnya suplai air baku, antara 500 sampai 1.000 liter per detik. Salah satu suplai air yang dinantikan adalah dari Waduk Sepaku Semoi sebanyak 500 liter per detik.

Presiden Jokowi telah menyebutkan bahwa ada jatah air untuk Balikpapan. Namun, permasalahan terletak pada pembiayaan pemasangan pipa transmisi yang memerlukan dana sebesar Rp1,5 triliun. Pipa ini seharusnya menjadi proyek strategis nasional (PSN).

Menurut guru besar ilmu perencanaan kota UGM, Prof Bakti Setiawan, pengelolaan air di Balikpapan dengan daerah penyangganya adalah bagian penting dari perencanaan IKN. Oleh karena itu, manajemen air harus menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Yudi Saharuddin mengatakan bahwa dalam waktu dekat PDAM Balikpapan akan bertemu dengan Sekretaris Otorita IKN untuk membahas mekanisme pengiriman air dari Waduk Sepaku.

Dwi Lintang dari IWI menyatakan bahwa banyak daerah mengalami “Kelangkaan dalam Kelimpahan,” termasuk Balikpapan. Untuk itu, dia mendorong daerah untuk menerapkan Smart Water System, antara lain dengan sistem pemanenan air hujan dan daur ulang grey water untuk kegiatan nonkonsumsi.

Balikpapan telah memiliki Perwali Pemanenan Air Hujan, namun gerakan ini tidak konsisten. Di sejumlah negara maju, air hujan dimanfaatkan sebagai sumber air bersih. Pemkot Balikpapan dapat membantu membangun kantong atau bak air untuk mengoptimalkan pemanfaatan air hujan.

Eko Wahyudi membuka pandangan baru dengan mengatakan bahwa bendali di Balikpapan, yang biasanya hanya digunakan untuk mengatur pengendalian air, dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baku. Ada bendali di kompleks perumahan Balikpapan Regency yang telah dimanfaatkan untuk kebutuhan warga.

Kepala BRIDA Kaltim Fitriansyah menyinggung tentang Bendungan Lambakan di Kecamatan Long Kali, Kabupaten Paser, serta desalinasi air laut untuk memenuhi kebutuhan air baku di masa mendatang.

Andi Harun dari Samarinda menawarkan kepada PDAM Balikpapan untuk membeli air curah dari Samarinda sebagai solusi jangka pendek. Dia menyatakan kesiapannya akan membangun instalasi pengolahan air baru di kawasan Harapan Baru atau Palaran dengan harga yang masih terjangkau.

Tanpa mengesampingkan berbagai solusi lain yang ditawarkan, Andi Harun menegaskan bahwa penawaran untuk membeli air curah dari Samarinda adalah solusi yang tepat. Dia berharap masalah kelangkaan air di Balikpapan dapat segera terselesaikan.