SAMARINDA – Duta Besar, Dubes Kanada untuk Indonesia, Jess Dutton, melakukan kunjungan perdananya ke Kalimantan Timur (Kaltim) Selasa, 10 September 2024. Dalam kunjungannya, Jess Dutton bertemu dengan Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim, Akmal Malik, untuk membahas berbagai potensi kerja sama, terutama terkait pengembangan mangrove dan peluang investasi lainnya.
Jess Dutton menyatakan bahwa Kanada memiliki minat untuk memperluas peluang investasi di Kaltim, terutama dalam bidang lingkungan, pendidikan, dan infrastruktur. Ia juga menyoroti pentingnya infrastruktur memadai sebagai daya tarik utama bagi para investor.
“Investor pasti ingin berinvestasi di daerah yang memiliki infrastruktur memadai, dan itu ada di Kaltim,” kata Pj Gubernur Akmal Malik dalam pertemuan yang berlangsung di VVIP Room Rumah Jabatan Gubernur Kaltim.
Dalam pertemuan tersebut, Akmal Malik juga mengungkapkan potensi besar Kaltim sebagai daerah kaya sumber daya alam, mulai dari batu bara, minyak, hingga gas bumi. Namun, ia juga menekankan tantangan yang dihadapi Kaltim terkait kondisi lahan pasca-tambang.
“Masalah Kaltim ada di masa depan. Ini tidak mudah, tapi kami sudah mulai melakukan transformasi,” ujar Akmal.
Sebagai contoh, ia menceritakan tentang PT Kitadin, sebuah perusahaan tambang yang berhasil mengubah lahan eks tambang menjadi sawah produktif. Akmal menegaskan, terdapat lebih dari 50 ribu hektare lahan eks tambang di Kaltim yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan tanaman produktif lainnya.
Jess Dutton menyambut baik gagasan ini, dengan menyatakan bahwa Kanada memiliki banyak pengalaman dalam pengelolaan lahan eks tambang. Meski begitu, ia menambahkan bahwa pihaknya masih akan mengamati lebih lanjut mengenai perusahaan atau lembaga non-pemerintah (NGO) mana yang bisa diajak bekerja sama dalam pengembangan ini.
“Mungkin Kanada bisa membantu Kaltim untuk mengubah lahan-lahan eks tambang menjadi lahan pertanian produktif, sehingga udara Kaltim makin segar,” ujar Akmal berharap.
Selain membahas potensi pengembangan lahan eks tambang, Akmal Malik juga menjelaskan bagaimana Kaltim terus berupaya menjaga keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan pertumbuhan ekonomi.
Ia menekankan bahwa Kaltim sangat strategis sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), yang membuatnya menjadi lokasi ideal untuk investasi. “Kita akan dukung investasi masuk, karena Kaltim sangat strategis,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Kaltim, Sri Wahyuni, menambahkan bahwa Pemprov Kaltim telah bekerja sama dengan World Bank dalam program penurunan emisi melalui konsep result-based payment (RBP).
Kaltim memiliki target untuk menurunkan emisi karbon hingga 22 juta ton dengan kompensasi sebesar USD 110 juta. Saat ini, Kaltim telah menerima pembayaran awal sebesar USD 20,9 juta atau sekitar Rp313 miliar melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dubes Jess Dutton mengaku senang dengan sambutan yang diterimanya di Kaltim. Ia terkesan dengan penjelasan Pj Gubernur Akmal Malik dan menyebut komunikasi yang disampaikan sangat baik, terutama dalam Bahasa Inggris.
“Penjelasan yang sangat baik. Mengapa tidak kami berinvestasi di sini melalui NGO atau perusahaan. Terima kasih Pak Gubernur sudah menerima kami dengan baik,” ujar Jess Dutton, yang berjanji akan kembali berkunjung ke Kaltim di lain kesempatan.
Turut hadir dalam rombongan Dubes Kanada, antara lain Arielle Sobhani (First Secretary, Political), Maria Ramirez Serano (First Secretary, Development), dan Hari M Basuki (Senior Development Officer). Sementara dari Pemprov Kaltim, hadir Asisten Ekonomi Pembangunan Ujang Rahmad, Kepala Bappeda Yusliando, Kepala ESDM Bambang Arwanto, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Anwar Sanusi. (*)