Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bontang menghadapi tantangan yang signifikan karena berkurangnya tenaga pendidik. Sejak tahun 2023, jumlah guru yang memasuki masa pensiun terus meningkat, namun rekrutmen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) atau P3K tidak mencukupi kebutuhan yang ada. Kepala Disdikbud Bontang, Bambang Cipto Mulyono, menjelaskan bahwa dalam dua tahun terakhir, banyak guru pensiun seperti 58 guru pada 2023 dan 32 guru pada 2024. Diproyeksikan bahwa hingga akhir 2025 sebanyak 47 guru dan kepala sekolah akan pensiun.
Kekurangan tenaga pendidik ini telah berdampak pada proses belajar-mengajar di sekolah, dengan banyak guru yang harus merangkap tugas, seperti wali kelas yang juga mengajar mata pelajaran lain seperti Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) atau pendidikan agama. Bambang menyatakan bahwa pihaknya akan berkonsultasi dengan pemerintah pusat untuk mencari solusi terbaik agar kebutuhan tenaga pendidik dapat terpenuhi.
Namun, seleksi PPPK tahun ini tidak menarik banyak pendaftar, disebabkan oleh persyaratan ketat, termasuk larangan bagi guru dari sekolah swasta untuk mendaftar. Padahal, menurut Bambang, sebagian besar tenaga pengajar yang memiliki kompetensi sesuai formasi berasal dari sekolah swasta. Sehingga, kebutuhan akan tenaga pendidik di Bontang masih menjadi masalah yang perlu segera diatasi agar kualitas pendidikan tetap terjaga dengan baik.