Red Bull saat ini sedang menghadapi krisis dalam performa mobil balapnya. Meskipun berhasil meraih posisi kedua dalam klasemen pembalap setelah GP China, mobil RB21 milik Max Verstappen mungkin berada di posisi ketiga atau keempat dalam kecepatan di Formula 1 saat ini. Untuk mengatasi masalah ini, tim akan mengadakan pertemuan krisis di Milton Keynes guna menganalisis cara meningkatkan standar mobil agar bisa bersaing di kejuaraan dunia.
Data kualifikasi selama musim 2025 mengungkapkan perbedaan signifikan antara Verstappen dan rekan setimnya. Meski begitu, hipotesis bahwa Verstappen berada di mobil yang lebih lambat menjadi sorotan setelah kualifikasi di Cina. Analisis waktu gabungan antara Lawson dan Tsunoda di Racing Bulls menunjukkan perbedaan kecepatan yang cukup signifikan, membuat Verstappen tampak lebih unggul dengan mobil Racing Bulls. Namun, apakah asumsi ini realistis dan dapat diwujudkan dalam praktiknya?
Kesulitan dalam mengendarai mobil Red Bull mungkin menjadi faktor penyebab perbedaan kecepatan yang signifikan antara Verstappen dengan rekan satu timnya. Namun, performa Racing Bulls yang terlihat mampu menahan persaingan dari lini tengah membuat potensi keunggulan Verstappen tampaknya tidak akan begitu berguna dalam perlombaan. Penggantian Lawson dengan Tsunoda juga dipertanyakan, mengingat jarak kualifikasi mereka yang cukup signifikan.
Meskipun demikian, solusi untuk meraih poin maksimum dalam tim Red Bull mungkin terletak pada strategi pembalapannya. Meski terdengar mustahil, membuat Verstappen mengendarai mobil Red Bull sendirian sementara Lawson mengendarai Racing Bull ketiga bisa menjadi langkah yang efektif. Untuk lebih mendetailnya, analisis keadaan Red Bull dapat diakses di saluran YouTube Formula1.de. Expert data Kevin Hermann memberikan analisis mendalam tentang situasi tim dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan strategi yang bisa diambil untuk mengatasi krisis saat ini.