Teknologi eSIM (Embedded Subscriber Identity Module) mulai diberlakukan sebagai kebijakan baru dalam penggunaan jaringan operator pada perangkat handphone. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) secara resmi telah menetapkan Peraturan Menkomdigi (Permen) Nomor 7 Tahun 2025 tentang pemanfaatan teknologi Embedded Subscriber Identity Module dalam penyelenggaraan telekomunikasi. Keberlakuan kebijakan ini bertujuan untuk menjaga keamanan ruang digital dari penyalahgunaan data identitas masyarakat, seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang sering digunakan untuk mengaktifkan operator SIM.
Selain kemudahan akses jaringan operator di perangkat, eSIM juga mendukung Internet of Things (IoT) dan aktivasi operator hanya melalui QR barcode. Namun, pengguna yang ingin menggunakan layanan eSIM perlu memastikan bahwa perangkat handphone yang digunakan kompatibel dengan teknologi ini. Berbagai merek dan model handphone telah mendukung layanan eSIM, seperti iPhone, Samsung, Xiaomi & Redmi, Oppo, Pixel, Huawei, dan Vivo. Beberapa contoh perangkat yang kompatibel dengan eSIM antara lain iPhone 16, Samsung Galaxy S24, Xiaomi 12T Pro, Oppo Find N2 Flip, Pixel 3, Huawei P40, dan Vivo X100 Pro.
Dengan daftar merek dan model handphone yang sudah mendukung layanan eSIM, pengguna bisa memilih perangkat yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Perkembangan teknologi ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna dalam mengakses jaringan operator tanpa perlu lagi menggunakan kartu SIM fisik. Seiring dengan terus berkembangnya eSIM, diharapkan penggunaan teknologi ini semakin meluas dan menjadi standar dalam penggunaan perangkat handphone di masa mendatang.
