Setelah lima balapan, Aston Martin mengalami penurunan signifikan dalam performa tim mereka, hanya mengumpulkan 40 poin dibandingkan dengan 102 poin dua tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan adanya involusi yang jelas dalam tim Silverstone ini. Meskipun Aston Martin sudah memproyeksikan target untuk musim 2026, saat siklus teknis baru dimulai, mereka harus menghadapi tantangan dalam menghadapi tahun 2025 yang tidak bisa dianggap sebagai tahun ‘kosong’.
Aston Martin merupakan tim yang masih dalam proses pembangunan, dengan banyak insinyur baru yang bergabung dan perlu waktu untuk penyesuaian dan adaptasi. Meskipun demikian, tahun 2025 diharapkan dapat menjadi ajang uji coba untuk membangun masa depan yang lebih baik. Data menunjukkan bahwa Aston Martin adalah tim yang paling sedikit mengalami peningkatan performa dibandingkan dengan musim sebelumnya, dimana rata-rata peningkatannya hanya 0,25 detik, jauh di bawah tim lain di grid.
Melihat statistik tersebut, Aston Martin perlu mengevaluasi kembali strategi pengembangan mereka. Fokus pada performa mobil di berbagai lintasan, seperti di Arab Saudi, menunjukkan bahwa masih ada beberapa area yang bisa ditingkatkan. Meskipun demikian, tantangan terbesar bagi Aston Martin adalah meningkatkan beban aerodinamis dan membuat mobil lebih mudah dikendarai serta lebih kompetitif.
Dengan dukungan dari manajemen tim dan fokus pada pengembangan teknis yang lebih baik, Aston Martin masih memiliki peluang untuk meningkatkan performa mereka di musim-musim mendatang. Meskipun hasil kerja keras ini mungkin baru terlihat pada tahun 2026, kerja sama dari seluruh tim dan masukan dari individu-individu seperti Adrian Newey dapat membawa perubahan positif dalam pencapaian Aston Martin di Formula 1.