Prabowo and MBS: A New Era of Economic Partnership

by -9 Views

Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Putra Mahkota serta Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (MBS) telah memastikan komitmen kuat kedua negara dalam memperkuat kemitraan strategis, terutama dalam bidang energi, ekonomi digital, dan investasi hijau. Pertemuan resmi antara keduanya berlangsung di Istana Al-Salam di Jeddah pada hari Rabu (2 Juli) dengan suasana yang penuh saling menghormati dan persahabatan. Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas pembentukan Dewan Koordinasi Tinggi Arab Saudi-Indonesia untuk merumuskan tata kelola kelembagaan dan merancang rencana jangka panjang untuk kerja sama strategis di antara keduanya.

Kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama investasi di sektor-sektor penting seperti energi, layanan keuangan, industri hulu, logistik, pariwisata, dan teknologi hijau. Mereka berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, berbagi pengetahuan, mengadakan forum investasi secara rutin, dan mengembangkan rencana bersama untuk meningkatkan aliran investasi, memberikan insentif, dan mengatasi kendala regulasi. Selain itu, Presiden Prabowo dan Putra Mahkota MBS juga berencana untuk mempercepat penyelesaian Perjanjian Perdagangan Bebas antara Indonesia dan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di antara keduanya.

Dalam konteks kerja sama energi, Indonesia mengakui peran penting Arab Saudi dalam menjaga stabilitas pasar minyak global dan menekankan pentingnya mengamankan pasokan energi bagi semua jenis kebutuhan. Kedua negara berjanji untuk memperluas kerja sama dalam perdagangan minyak mentah dan produk olahan, memperkuat rantai pasok energi terpadu, bekerja sama antara perusahaan energi nasional, pembangkit listrik, efisiensi energi, dan konservasi, serta dalam kebijakan iklim internasional dan pengelolaan sumber daya mineral. Arab Saudi dan Indonesia juga telah menandatangani sejumlah kesepakatan dan nota kesepahaman antara entitas bisnis dari kedua negara, dengan total nilai sekitar $27 miliar atau sekitar IDR 437,8 triliun, yang menunjukkan minat kuat sektor swasta dalam mendukung arah baru kerja sama ekonomi ini.

Source link