Program Penangkaran Burung Endemik Diresmikan Yayasan Paseban

by -70 Views

Yayasan Paseban menandai tonggak perjalanan baru dengan meresmikan kantor mereka dan merayakan tahun pertama sejak didirikan. Kehadiran pejabat pemerintah seperti Staf Khusus Menteri Kehutanan Andi Saiful Haqdan serta Kepala BP2SDM Indra Exploitasia menunjukkan perhatian serius pemerintah terhadap upaya yang dijalankan oleh organisasi ini, sekaligus pengakuan atas signifikansi langkah-langkah konservasi yang sejalan dengan kebijakan nasional.

Andy Utama, sebagai pendiri sekaligus Ketua Pembina, mengawali acara dengan pemaparan reflektif mengenai perjalanan satu tahun yayasan. Ia menyampaikan keberhasilan dalam penanaman 17.000 pohon, yang terdiri dari spesies asli dan endemik Jawa Barat, yang dilakukan bersama staf dan para ranger yang berdedikasi tinggi. Penghijauan tersebut bukan sekadar aktivitas ekologis, melainkan juga membangun keterikatan emosional antara manusia dan alam, sebagaimana ditekankan Andy bahwa setiap pohon ditanam dan dijaga penuh kepedulian.

Berbeda dari program konservasi tradisional, Yayasan Paseban menerapkan teknologi digital untuk mengoptimalkan monitoring hasil kerja mereka. Setiap pohon yang sudah ditanam dilengkapi dengan tag digital dan terhubung ke sistem pemetaan modern semacam Google Earth. Upaya ini memberi kemudahan dalam evaluasi, pelaporan, dan perawatan ekosistem secara berkesinambungan. Pendekatan inovatif ini diyakini mampu meningkatkan efektivitas pelestarian alam serta membangun keterbukaan dalam praktik konservasi modern.

Inisiatif lain yang berjalan adalah pengembangan penangkaran burung non-komersial. Benih-benih burung lokal dipelihara dan dirawat sebelum akhirnya dikembalikan ke alam liar di wilayah Megamendung. Hal tersebut bertujuan menambah keragaman hayati secara alami. Seluruh proses dijalankan secara legal berdasarkan izin resmi dari Balai Besar KSDA Jawa Barat, menambah kepercayaan dan kredibilitas yayasan dalam setiap aksinya.

Pemerintah dan para pakar konservasi menyuarakan dukungan penuh. Dalam pidatonya, Andi Saiful Haq membacakan pesan Menteri Kehutanan yang mengingatkan pentingnya upaya manusia dalam mencegah kerusakan lingkungan. Ia mengacu pada pemikiran Pramoedya Ananta Toer bahwa masalah lingkungan yang ditimbulkan manusia seharusnya bisa diatasi pula oleh manusia sendiri.

Komentar relevan juga diutarakan oleh Wiratno, mantan Dirjen KSDAE, yang menyebut Megamendung sebagai daerah strategis bagi koridor keanekaragaman hayati di kawasan Biosfer Cibodas. Capaian penanaman pohon yang semula ditargetkan 10.000 ditingkatkan hingga 17.000 pohon dan dilakukan di atas 276 hektar lahan bersama Perum Perhutani—angka yang tidak hanya mencerminkan kuantitas, tapi juga nilai ekologis dan sosial yang penting untuk kelanjutan hidup generasi mendatang.

Perayaan sederhana ini lebih dari sekadar penanda usia. Ia menjadi refleksi dari makna konservasi yang berakar pada tekad, kolaborasi, dan kasih pada alam. Momen tersebut menegaskan bahwa menjaga bumi memerlukan komitmen, inovasi, serta pendekatan manusiawi agar warisan hijau dapat lestari untuk masa depan anak-cucu kita.

Sumber: Surga Konservasi Di Megamendung: Hutan Dan Burung Endemik Terjaga
Sumber: Megamendung Jadi Surga Konservasi: Pohon Dan Burung Endemik Dirawat Dengan Hati