Ferrari mengalami masa sulit selama Grand Prix Singapura. Lewis Hamilton, meskipun terlihat lebih baik dari rekan setimnya Charles Leclerc, harus puas dengan posisi kedelapan setelah mendapat penalti lima detik dan berjuang melawan masalah rem sendiri. Start balapan yang buruk membuat Hamilton terjebak di belakang Leclerc dan pesaing lainnya, memengaruhi jalannya balapan. Namun, strategi agresif dari tim memungkinkan Hamilton untuk menyalip rekan setimnya dan Andrea Kimi Antonelli setelah pit stop kedua dengan ban lunak, walaupun diikuti dengan drama ketika remnya tidak berfungsi dengan baik.
Meskipun Hamilton menghargai upaya timnya, ia menyadari bahwa mobil mereka masih kalah jauh dari para pesaing terdepan setelah melihat peningkatan performa mereka. Dengan analisis performa Ferrari dalam kualifikasi dan balapan, Hamilton menyoroti kesalahan strategi dan perlunya perbaikan performa mobil. Pada akhirnya, Hamilton tetap realistis mengenai keterbatasan Ferrari dalam menghadapi sirkuit-sirkuit sisa dan persaingan dengan tim-tim lain yang telah meningkatkan kemampuan mereka.
Meskipun F1 GP Singapura 2025 mengecewakan bagi Ferrari, Hamilton tetap menunjukkan kecepatan dan determinasi dalam balapan. Mesin yang tak lagi bisa bersaing membuatnya harus berjuang keras untuk meraih podium. Ferrari harus bekerja ekstra keras dan memaksimalkan performa mobil mereka agar bisa bersaing dengan McLaren F1, Red Bull, dan Mercedes dalam beberapa balapan berikutnya. Itulah tantangan yang akan dihadapi Ferrari dalam sisa musim ini.





