Kisah duka yang menimpa pasangan pengantin baru di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, memberikan peringatan penting tentang pentingnya kewaspadaan saat menggunakan perangkat rumah tangga berbahan bakar gas. Wanita berinisial CDN (28) ditemukan meninggal dunia di kamar mandi penginapan, sementara suaminya GK (28) mengalami kondisi kritis setelah diduga keracunan gas karbon monoksida (CO) dari water heater berbahan elpiji. Kejadian tragis ini mencerminkan bahaya yang terkait dengan water heater gas, yang meski efisien dan hemat energi, bisa menjadi ancaman serius jika tidak digunakan dengan benar.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya pemahaman potensi bahaya water heater gas dan peran pencegahan dalam menghindari insiden serupa di masa depan. Meskipun water heater gas aman digunakan jika memenuhi standar kualitas dan pemeliharaan yang tepat, ada risiko kebocoran gas, paparan karbon monoksida, dan bahkan ledakan jika tidak diawasi dengan cermat.
Untuk mencegah potensi kerusakan water heater gas, pengguna harus memperhatikan beberapa langkah pencegahan. Pertama, penting untuk memilih water heater berkualitas tinggi dan melakukan pemasangan oleh teknisi profesional. Juga, pemeriksaan rutin dan pemeliharaan berkala perlu dilakukan untuk memastikan sistem berfungsi dengan baik. Tambahan, detektor gas dan ventilasi udara yang memadai dapat membantu meningkatkan keamanan penggunaan water heater gas.
Jika terjadi kebocoran gas, langkah-langkah seperti evakuasi area, menjauhi sumber api, dan menghubungi layanan darurat atau teknisi ahli adalah tindakan yang harus diambil dengan cepat. Kesadaran akan bahaya water heater gas dan langkah-langkah pencegahan yang tepat adalah kunci untuk menggunakan perangkat ini dengan aman dan efisien. Dengan mematuhi panduan keselamatan dan pemeliharaan, pengguna dapat menghindari insiden yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kesehatan dan keselamatan keluarga mereka.





