Kawasan Pasar Leuwiliang kembali mengalami kemacetan parah pada dini hari hingga pagi hari akibat banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di badan jalan dan area publik sekitar pertokoan Banpur. Kondisi ini disebabkan oleh pembangunan Pasar Leuwiliang setelah kebakaran tanpa disertai tempat penampungan sementara bagi pedagang terdampak. Kemacetan tersebut tidak hanya membuat ketidaknyamanan, tetapi juga berdampak ekonomi bagi masyarakat sekitar dengan meningkatnya waktu tempuh, biaya bahan bakar, dan terganggunya distribusi barang.
Pedagang di Pasar Leuwiliang juga harus bertindak sendiri tanpa arahan dari pengelola pasar, akibat tidak adanya petunjuk atau fasilitas penampungan yang disediakan. Situasi semakin memburuk menyebabkan masyarakat mendesak Perumda Pasar Tohaga dan pemerintah daerah untuk segera turun tangan menyelesaikan masalah ini sebelum berkembang menjadi konflik sosial yang lebih luas di wilayah Leuwiliang.
Macet Parah di Leuwiliang: Ketua PKL Angkat Bicara
