Perlawanan terhadap penyalahgunaan narkoba di Kota Bontang selalu menjadi tantangan yang berat. Polisi kini harus berhadapan dengan jaringan yang semakin canggih dan hati-hati. Para pelaku telah beralih ke sistem “jejak” dalam bertransaksi, di mana penjual dan pembeli tidak bertemu langsung. Barang diantarkan secara diam-diam, uang ditransfer, dan komunikasi terputus. Hal ini membuat penyelidikan semakin rumit, dengan rantai transaksi terputus di tengah jalan, sulit bagi aparat untuk melacak bandar besar di baliknya.
Meskipun demikian, Kasat Resnarkoba Polres Bontang, AKP Rihard Nixon, menegaskan bahwa pihaknya bekerja berdasarkan bukti dan prosedur hukum. Tidak ada ruang bagi permainan atau kompromi dengan bandar narkoba. Meski pelaku semakin pintar dan belajar dari kasus sebelumnya, polisi harus tetap berhati-hati dan menggunakan dukungan teknologi modern dalam penyelidikan. Terlalu banyak membuka strategi penegakan hukum di lapangan bisa dimanfaatkan oleh jaringan narkoba.
Polres Bontang tetap komitmen dalam memberantas peredaran narkoba hingga ke akar. Rihard mengajak masyarakat untuk aktif memberikan informasi yang akurat demi membantu memerangi sindikat narkoba di Bontang. Perang melawan narkoba bukan sekadar soal cepat atau lambat, namun tentang langkah tepat dan keberanian menjaga integritas hukum. Rihard menegaskan bahwa selama narkoba masih ada di Bontang, pihaknya tidak akan berhenti melawan.
