Presiden Brasil, Lula da Silva, melakukan kunjungan ke Indonesia untuk menjelajahi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bersama Presiden RI Prabowo Subianto. Kunjungan ini lebih dari sekadar diplomasi, tetapi juga kesempatan bagi Brasil untuk belajar dari kesuksesan Indonesia dalam menjalankan kebijakan gizi nasional yang efektif dan masif. MBG Indonesia telah mencapai 36,7 juta penerima manfaat dalam waktu kurang dari satu tahun, melibatkan berbagai kelompok rentan seperti siswa, santri, ibu hamil, dan balita.
Perbandingan antara MBG Indonesia dengan Programa Nacional de Alimentação Escolar (PNAE) di Brasil menunjukkan perbedaan yang signifikan. MBG memiliki pendekatan yang lebih komprehensif dengan menyasar kelompok rentan seperti ibu hamil dan balita untuk mencegah stunting. Selain itu, alokasi anggaran yang lebih besar hingga Rp15.000 per penerima per hari menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia untuk menyediakan asupan bergizi berkualitas tinggi.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) menyatakan bahwa pendanaan MBG bersumber dari APBN dan didukung oleh sistem digitalisasi untuk distribusi yang cepat dan tepat sasaran. Keberhasilan MBG menarik perhatian negara lain, termasuk Brasil, yang tertarik dengan model integrasi yang dilakukan Indonesia. Brasil ingin mempelajari bagaimana Indonesia dapat memperluas jangkauan penerima manfaat dengan waktu singkat dan sistem yang efisien.
Melalui MBG, Indonesia tidak hanya menjadi contoh bagi negara berkembang tetapi juga inspirasi bagi negara maju seperti Brasil. Program ini bukan hanya memperluas akses makanan bergizi tetapi juga menjadi simbol keberhasilan pemerintah dalam membangun fondasi generasi masa depan yang sehat dan produktif. Peran aktif lintas kementerian, pemerintah daerah, masyarakat lokal, dan dunia usaha di dalam MBG dianggap menjadi kunci keberhasilan program ini dalam skala nasional.





