Dalam rangka membahas dinamika perekonomian terkini, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo duduk bersama dengan perbankan. Pertemuan tersebut dilakukan karena kondisi perekonomian yang sedang tertekan akibat tren tingkat suku bunga yang tinggi.
“Sebagai pengelola fiskal dan moneter, kami berdiskusi dengan perbankan mengenai tantangan dan lingkungan perekonomian terkini,” kata Sri Mulyani seperti yang dikutip dari akun Instagram @smindrawati pada Jumat (27/10/2023).
Sri Mulyani menyatakan bahwa dalam pertemuan tersebut, diskusi dilakukan terkait risiko ekonomi dan ketidakpastian global yang disebabkan oleh tingginya tren suku bunga. Contohnya adalah dinamika yang dialami Amerika Serikat yang dalam waktu kurang dari 14 bulan mengalami kenaikan suku bunga sebesar 500 basis poin.
Selain itu, konflik geopolitik juga menjadi perhatian dalam pembahasan tersebut. Menurut Sri Mulyani, risiko dan ketidakpastian global ini berpotensi mempengaruhi nilai tukar, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia karena volatilitas gejolak pasar keuangan yang dapat berdampak pada sektor riil.
“Keadaan ini menjadi sesuatu yang perlu diwaspadai bersama. Saya berharap perbankan ikut serta menjaga stabilitas di sektor keuangan dengan hati-hati dan memperhatikan dengan baik setiap risiko yang mungkin terjadi,” kata Sri Mulyani.
Dia juga memastikan bahwa Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia akan terus mengontrol kondisi ekonomi dan sistem keuangan domestik serta merespons dinamika global dari luar maupun dalam negeri.
Di sisi lain, Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia juga akan terus mengambil langkah-langkah untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia agar tidak terganggu. “Dengan kerja sama yang baik antara Kemenkeu, Bank Indonesia, dan perbankan, kita berusaha mengatasi masalah dengan meminimalkan biaya atau konsekuensi lainnya,” kata Sri Mulyani.
Selengkapnya dapat dilihat di sini.
