Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyatakan dirinya sebagai seorang Zionis dalam pertemuan tertutup dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Pernyataan tersebut mendapat respons positif dari politisi dan jenderal Israel.
Pernyataan Biden itu juga mendapat respons positif dari politisi dan jenderal Tel Aviv. Meski saat itu Gaza sedang dalam blokade dan mengalami serangan udara dari Israel, Biden menunjukkan ketertarikannya kepada Israel.
Dalam pertemuan pribadi antara Biden dan Netanyahu, keduanya terlihat tidak adanya ketegangan yang muncul seperti biasanya saat pemimpin negara bertemu. Namun, Biden mengajukan pertanyaan sulit kepada Netanyahu tentang serangan yang akan datang dan berharap Israel mencapai tujuan akhir mereka.
Meskipun bukan seorang Yahudi, Biden telah menunjukkan ketertarikannya kepada Israel sejak lama. Dia dianggap sebagai salah satu “sahabat Israel” terkemuka dalam politik AS. Hubungan Biden dengan Israel tertanam kuat dalam DNA politiknya. Meskipun begitu, Biden harus menghadapi krisis yang dapat membahayakan posisinya.
Biden juga mendapatkan sumbangan terbesar dari kelompok pro-Israel selama menjabat sebagai anggota senat AS. Selama 36 tahun menjabat senat, Biden diperkirakan menerima sumbangan sebesar US$ 4,2 juta dari kelompok tersebut.
Keberpihakan Biden kepada Netanyahu dan Israel tidak sepenuhnya didukung oleh warga Amerika. Ada kecaman internasional terhadap taktik Israel dalam konflik dengan Palestina. Hal ini dapat membahayakan posisi Biden di pemilu tahun 2024, terutama di Partai Demokrat yang keberpihakannya dapat mengancam posisinya.
Meski demikian, jajak pendapat menunjukkan bahwa terdapat dukungan kuat terhadap Israel di kalangan Partai Republik. Namun, generasi muda Amerika menunjukkan lebih sedikit dukungan terhadap Israel jika dibandingkan dengan warga Amerika yang lebih tua.
