Serangan Darat Israel di Gaza Mencapai Momen Tertinggi

by -122 Views

Hamas mengatakan pejuangnya terlibat dalam “pertempuran sengit” di Gaza pada Minggu (29/10/2023), di mana Israel telah meningkatkan intensitas operasi darat. Ini terjadi sebagai respons terhadap seruan untuk mengirim bantuan ke wilayah Palestina setelah berbulan-bulan pengepungan dan pengeboman.

Pemimpin dunia menekankan pentingnya meningkatkan bantuan ke wilayah yang dikuasai oleh Hamas, sementara pengunjuk rasa di seluruh dunia mendesak untuk gencatan senjata. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa negaranya siap menghadapi “perang yang panjang dan sulit”.

Meskipun ada seruan untuk gencatan senjata, Israel mempertahankan perang yang dipicu oleh serangan Hamas yang sangat mematikan pada tanggal 7 Oktober. Serangan tersebut menewaskan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menculik 239 lainnya. Militan Hamas menyatakan bahwa serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 8.000 orang, sebagian besar warga sipil dan setengah di antaranya adalah anak-anak.

Situasi di wilayah Palestina semakin mengerikan, dengan lebih dari separuh dari 2,4 juta penduduknya menjadi pengungsi dan ribuan bangunan hancur. Para pejuang Hamas mengumumkan bahwa mereka terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan Israel di barat laut Gaza, sementara tentara Israel melaporkan dimulainya tahap baru perang dengan serangan darat.

Para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Joe Biden dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, berkomitmen untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan bahwa situasinya semakin menyedihkan karena korban terus bertambah dan persediaan bahan makanan, air, obat-obatan, dan tempat berlindung semakin berkurang.

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa Israel telah melakukan pengeboman di sekitar rumah sakit di Gaza tengah, yang menyebabkan kerusakan dan mengancam warga sipil. Banyak warga Palestina yang memasuki gudang dan pusat distribusi untuk mengambil bahan makanan dan perlengkapan kebersihan, menunjukkan bahwa ketertiban sipil mulai rusak.

Militer Israel menyatakan bahwa mereka telah menyerang ratusan sasaran Hamas dan meningkatkan pasukan darat di Gaza. Mereka berjanji untuk mengejar pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. Operasi darat ini juga meningkatkan kekhawatiran bahwa musuh-musuh Israel lainnya, termasuk pasukan sekutu Iran di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman, dapat terlibat dalam konflik tersebut.

Dalam konteks ini, Presiden Iran Ebrahim Raisi memperingatkan bahwa Israel telah melanggar garis merah dan bisa memaksa semua orang untuk mengambil tindakan. Amerika Serikat juga telah memperingatkan musuh-musuh Israel untuk tidak ikut campur dan memperkuat kehadiran militer di wilayah tersebut. Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat yang diduduki dan telah menewaskan lebih dari 110 warga Palestina.

Sumber: CNBC Indonesia