Presiden Panama, Laurentino Cortizo, mengusulkan adanya referendum untuk memutuskan apakah kontrak pertambangan kontroversial yang memicu demonstrasi besar-besaran di negara tersebut akan dicabut. Kontrak penambangan tembaga dengan perusahaan First Quantum Minerals, yang berbasis di Vancouver, telah memicu demonstrasi selama sembilan hari terkait potensi dampak lingkungan dari tambang tersebut dan ketentuan-ketentuan lain dalam perjanjian tersebut. Ribuan warga Panama melakukan unjuk rasa menuntut pencabutan kontrak tambang tembaga terbuka terbesar di Amerika Tengah tersebut. Sebagai respons terhadap kerusuhan tersebut, Cortizo mengumumkan larangan konsesi penambangan logam baru. Pemungutan suara untuk mencabut atau mempertahankan kontrak First Quantum akan diadakan pada 17 Desember. Cortizo juga mengumumkan bahwa pemerintahannya akan meminta undang-undang yang melarang penambangan logam di tingkat nasional. Protes ini dimulai pada 20 Oktober ketika Kongres menyetujui undang-undang yang mengizinkan First Quantum Minerals mengoperasikan tambang selama 20 tahun, dengan opsional perpanjangan selama dua dekade berikutnya. Para guru, dokter, dan serikat pekerja turun ke jalan untuk menentang kontrak tersebut, melakukan blokade di ibu kota dan kota-kota lain, termasuk memblokir jalan raya Pan-Amerika yang menghubungkan Panama dengan wilayah lain di Amerika Tengah.