11 Berita Terbaru Dalam Konflik Gaza, Israel Menyerang Sekolah-Ambulans

by -116 Views

Perang antara Israel dan Hamas telah memasuki hari ke-29 dan intensitas serangan Israel semakin meningkat. Sementara itu, demonstrasi besar-besaran di seluruh dunia menuntut gencatan senjata dan para pemimpin Arab juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS untuk membahas upaya mendorong gencatan senjata. Konflik ini dimulai ketika kelompok Hamas meluncurkan serangan ke Israel pada 7 Oktober lalu dan menewaskan sekitar 1.400 orang. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina yang dikelola oleh Hamas, lebih dari 9.200 orang tewas di Gaza. Selain itu, beberapa peristiwa penting terjadi selama perang ini. Pada Jumat malam, Israel menyerang ambulans yang membawa warga Palestina yang terluka ke rumah sakit terbesar di Gaza. Hal ini menyebabkan 15 orang tewas dan 50 orang terluka. Menurut Israel, ambulans tersebut digunakan oleh sel teroris Hamas dan beberapa pejuang Hamas menjadi korban serangan tersebut. Namun, Kementerian Kesehatan Palestina menantang Israel untuk memberikan bukti bahwa ambulans itu membawa militan Hamas. Selain itu, sebuah sekolah yang dikelola oleh PBB di Jalur Gaza utara juga diserang oleh Israel, menewaskan 15 orang dan melukai lebih dari 70 orang. Serangan tersebut membuat bekas sekolah tersebut yang kini digunakan sebagai tempat penampungan pengungsi menjadi rusak. Israel juga menghancurkan kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara dan menewaskan sedikitnya 195 warga sipil. Peristiwa lain yang terjadi adalah meningkatnya jumlah jurnalis yang tewas selama meliput konflik ini, yaitu sebanyak 36 orang. Delapan jurnalis lainnya terluka dan sembilan lainnya dilaporkan hilang atau ditahan. Selain itu, pasukan Israel juga menargetkan pusat kebudayaan Prancis di Gaza. Beberapa warga negara asing mulai dievakuasi melalui penyeberangan Rafah. Sejauh ini, sekitar 730 warga asing telah meninggalkan Gaza melalui penyeberangan tersebut. Palestine Red Crescent juga menerima 47 truk bantuan kemanusiaan dari Bulan Sabit Merah Mesir. Namun, bahan bakar masih belum diperbolehkan masuk ke Gaza, sehingga semakin sulit bagi warga Palestina untuk mendapatkan makanan. Wael Abu Omar, juru bicara penyeberangan Rafah, mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, truk-truk membawa lebih banyak kantong jenazah daripada makanan kaleng. Serangkaian peristiwa ini telah menimbulkan keprihatinan internasional atas meningkatnya korban kemanusiaan di Gaza. Menteri Luar Negeri Inggris, James Cleverly, juga mendesak Iran untuk menggunakan pengaruhnya guna mencegah eskalasi konflik antara Israel dan Hamas.