Strategi KKP untuk Mengontrol Penangkapan Ikan yang Tidak Teratur demi Menjaga Populasi Ikan

by -96 Views

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menguraikan strategi yang sedang dilakukan untuk menjaga populasi ikan di Indonesia. Menurutnya, strategi khusus diperlukan mengingat penangkapan ikan masih dilakukan secara bebas dan menyebabkan penurunan populasi ikan.

“Dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai jenis ikan yang ada di wilayah kita jumlahnya konon banyak, sekitar 12,5 juta ton setiap tahun ikan berproduksi. Tetapi cara pengambilannya tidak teratur dengan baik,” kata dia dalam Hari Ikan Nasional (Harkannas) 2023 di Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Adapun program penangkapan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah nomor 11 tahun 2023, di mana penangkapan ikan dilakukan secara terukur.

“Kita ingin meninggalkan zaman jahiliyah, dalam hal penangkapan ikan di laut secara bebas. Tapi kita ingin menangkap ikan dengan cara beradab agar populasi perikanan kita terjaga dengan baik,” papar Sakti.

Dalam PP Nomor 11 tahun 2023 dijelaskan bahwa Zona Penangkapan Ikan Terukur meliputi Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) di perairan laut dan laut lepas.

Selain penangkapan, dia juga menyebutkan bahwa Indonesia harus mampu bersaing dengan negara maju dalam hal pengembangan budidaya perikanan baik di pesisir maupun di laut. Sehingga di masa yang akan datang penangkapan ikan akan menurun dan populasinya bisa terjaga.

Salah satu negara maju yang dimaksud adalah Norwegia. Norwegia mampu menguasai pasar ikan salmon karena berhasil melakukan budidaya hasil laut itu.

Dia juga memaparkan mengenai pengawasan dan penjagaan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Hal ini dilakukan untuk menjaga ekologi kelautan.

Ini penting karena laut bagian dari ekologi yang harus kita jaga agar tidak rusak akibat maraknya kepentingan ekowisata, khususnya dari sektor pariwisata. Contohnya Bunaken. Dulu 2009 luar biasa, tapi sekarang sudah tidak ada yang mau ke Bunaken.