Gaza, 22 November (CNBC Indonesia) – Gencatan senjata di Gaza, antara Hamas dan Israel, telah diperpanjang untuk sementara waktu. Gencatan senjata ini sebelumnya telah berlangsung selama empat hari.
Seperti dilansir dari Al-Jazeera, Selasa (22/11/2023) dini hari, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari menyatakan bahwa gencatan senjata akan diperpanjang selama 48 jam. Meskipun begitu, perpanjangan tersebut hanya akan berlangsung selama dua hari.
“Kami berharap… kita akan meningkatkan jumlah sandera yang keluar dari Gaza,” ujar Al-Ansari.
Diketahui bahwa Qatar menjadi mediator dalam konflik Israel dan Hamas. Selain itu, Mesir juga terlibat dalam mediasi konflik tersebut.
Pada momen terakhir dari gencatan senjata sebelumnya, 11 warga Israel yang disandera Hamas telah dibebaskan, dengan imbalan Israel membebaskan 33 tahanan Palestina. Sebagian besar dari tahanan tersebut adalah anak di bawah umur.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengeluhkan lambannya bahan bakar masuk ke wilayah tersebut, padahal bahan bakar sangat dibutuhkan di rumah sakit di utara Jalur Gaza. Tanpa bahan bakar, mereka mengingatkan akan potensi “bencana” kesehatan masyarakat.
Gencatan senjata telah memperjelas skala kehancuran yang terjadi di Kota Gaza. Orang-orang berjalan atau bersepeda di sepanjang jalan yang penuh dengan puing-puing, melewati mobil dan bangunan yang hancur.
Hingga saat ini, serangan Israel telah menewaskan sekitar 15.000 orang di Gaza, dengan korban terbanyak adalah anak-anak dan wanita.