Jakarta: Ibu Kota Indonesia

by -178 Views

Pada tahun ini, Presiden Brasil Juscelino Kubitschek membuat keputusan yang tidak biasa dengan memindahkan ibukota Brasil dari Rio de Janeiro ke sebuah hutan belantara di jantung negeri Samba, yang sekarang dikenal dengan nama Brasilia. Alasan di balik keputusan tersebut adalah karena Rio de Janeiro, dengan kepadatan populasi dan pesisir yang tinggi, tidak lagi dianggap sebagai ibukota negara yang ideal. Kubitschek juga ingin meratakan pembangunan dan kesejahteraan ke daerah pedalaman Brasil.

Keputusan tersebut mendapat respons yang beragam. Ada yang menilai keputusan itu sebagai sesuatu yang visioner dan perlu didukung, namun ada juga yang menganggapnya sebagai ide gila. Namun, Kubitschek berhasil memindahkan dan membangun ibukota dari nol, suatu hal yang sebelumnya selalu gagal dieksekusi oleh para pendahulunya.

Menurut Rubem Antonio Barbosa, Duta Besar Brasil untuk Indonesia, keputusan Kubitschek memindahkan ibukota ke Brasilia dianggap sebagai keputusan yang tepat. Penyebaran populasi pun menjadi lebih merata, dan Brasilia kini memiliki pendapatan per kapita tertinggi di Brasil bahkan di seluruh Amerika Latin.

Meskipun demikian, tidak ada ibukota yang sempurna dan tetap akan ada masalah. Hal tersebut juga berlaku untuk Brasilia, meskipun sejak 1987 diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO karena arsitektur modern dan tata kotanya yang unik.

Dalam 100 tahun terakhir, lebih dari 30 negara telah memindahkan ibukotanya sebagai respons terhadap dinamika yang berubah. Indonesia juga dihadapkan pada realita yang sama. Pemindahan ibukota Indonesia bukan hanya tentang relokasi geografis, tetapi juga tentang meredefinisi prioritas pembangunan, pemerataan kesejahteraan, dan menata ulang pusat gravitasi ekonomi dan politik.

Keputusan ini, yang memerlukan keberanian seperti yang pernah ditunjukkan oleh Kubitschek, mungkin tidak mudah namun dapat berbuah manis di masa depan. Indonesia perlahan memasuki babak baru dalam sejarahnya, yang kelak akan menjadi cerita inspiratif bagi generasi yang akan datang. Babak itu ada di Nusantara.