Operasi Satelit Mata-mata Korea Utara Membuat Barat Gelisah

by -170 Views

Militer Korea Utara memulai Misi Kantor Operasi Satelit Pengintai
Militer Korea Utara dikabarkan telah resmi memulai misi Kantor operasi satelit pengintai sebagai bagian dari organisasi intelijen militer. Hal ini dilaporkan kantor berita Korea Utara KCNA pada Minggu, (3/12/2023).

Kantor tersebut, yang diselenggarakan di Pusat National Aerospace Technology Administration (NATA) Pyongyang, mulai melaksanakan misinya pada hari Sabtu dan akan melaporkan informasi yang diperoleh ke biro pengintaian di angkatan darat dan unit-unit utama lainnya, kata KCNA.

Korea Utara mengatakan pihaknya berhasil meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya pada 21 November, yang mengirimkan foto-foto Gedung Putih, Pentagon, pangkalan militer AS dan “wilayah sasaran” di Korea Selatan.

Pyongyang belum merilis gambar apa pun dari satelit tersebut sejauh ini, sehingga membuat para analis dan pemerintah asing memperdebatkan seberapa mampukah satelit baru tersebut sebenarnya.

Dalam artikel terpisah yang diterbitkan oleh KCNA pada hari Minggu, seorang komentator militer Korea Utara yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa Korea Selatan disalahkan atas gagalnya perjanjian pembangunan kepercayaan militer mereka, dan membenarkan peluncuran satelit mata-mata Korea Utara seperti yang juga dilakukan oleh negara-negara lain.

Artikel tersebut juga berpendapat bahwa peluncuran pengintaian militer pertama Korea Selatan tersebut kontradiktif dengan perjanjian tersebut.

Di sisi lain, Pada hari Jumat, roket SpaceX Falcon 9 membawa satelit mata-mata pertama Korea Selatan ke orbit dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg California. Korea Selatan telah mengontrak perusahaan Amerika tersebut untuk meluncurkan total lima satelit mata-mata pada tahun 2025 dalam upaya mempercepat tujuannya untuk mengawasi semenanjung Korea selama 24 jam.

Korea Utara mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya akan mengerahkan angkatan bersenjata yang lebih kuat dan senjata baru di perbatasannya dengan Korea Selatan, setelah Seoul menangguhkan sebagian perjanjian militer tahun 2018 sebagai protes atas peluncuran satelit mata-mata Pyongyang.