Pemerintah Korea Selatan (Korsel) tengah menggali alasan dari pasangan muda di negara tersebut yang menolak untuk memiliki anak. Survei tersebut dilakukan melalui diskusi dengan enam pasangan muda yang tidak merencanakan untuk memiliki anak pada pertemuan di Seocho-gu, Seoul selatan.
Acara ini diadakan oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan yang bertujuan untuk mendapatkan ide-ide kebijakan yang dapat membantu mengatasi permasalahan menurunnya angka kelahiran di Korea Selatan.
Pasangan muda di Korea Selatan yang tidak memiliki anak menyebutkan persaingan yang ketat di kalangan pelajar dan masalah keuangan sebagai alasan mereka memutuskan untuk tidak memiliki anak. Beberapa peserta juga menyuarakan keprihatinan terhadap sifat kompetitif dalam penerimaan masuk perguruan tinggi, yang dimulai sejak usia sangat muda.
Mereka yang ikut dalam diskusi menekankan bahwa segala sesuatu menjadi bahan perbandingan di kalangan orang tua. Terdapat juga cerita tentang sepasang suami istri yang membeli mobil mahal di luar anggaran mereka agar anak-anak mereka tidak kehilangan muka di depan teman-teman.
Beberapa peserta juga mengatakan bahwa mereka kekurangan waktu atau keuangan untuk menjadi orang tua yang baik. Kementerian berencana untuk mengadakan pertemuan dengan orang-orang dari rumah tangga yang belum menikah dan rumah tangga yang memiliki banyak anak.
Korea Selatan telah mengalami penurunan tajam dalam tingkat kesuburan dan penurunan populasi. Tingkat kesuburan total di negara tersebut turun ke rekor terendah 0,78 tahun lalu, menurut Statistik Korea. Menurut laporan Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan pada bulan Agustus, Korea Selatan telah mencatat penurunan populasi selama tiga tahun berturut-turut pada tahun 2022, dari 51,6 juta pada tahun 2021 menjadi 51,4 juta.