Pedagang Es Doger Kreatif, Meminjam dari Saudara untuk Modal Usaha

by -114 Views

Pedagang Es Doger Jakarta Selatan Harus ‘Makan Tabungan’ karena Sepi Pembeli

Jakarta, CNBC Indonesia – Situasi ekonomi masyarakat menengah ke bawah saat ini sedang sulit, banyak yang akhirnya harus ‘makan tabungan’ karena pengeluaran lebih besar dari pada pemasukan. Seperti yang dialami Arief, pedagang es doger di daerah Jakarta Selatan. Ia mengaku terpaksa harus merogoh lagi tabungan utamanya ketika penjualan sedang sepi. “Kalau lagi panas Alhamdulillah selalu habis, kotornya ngga sampai Rp 500 ribu, paling Rp 400 ribu, tapi itu pendapatan kotor aja. Tapi yang namanya dagang kan ada ramenya, ada sepinya juga. Kalau lagi ramai ya Alhamdulillah, tapi kalau lagi ngga ya ngga nutup, akhirnya makan tabungan juga,” katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/12/2023).

Ramai tidaknya omzet sangat bergantung pada cuaca. Ketika cuaca dalam beberapa hari terakhir cenderung panas, maka dagangannya akan lebih cepat habis. Sementara jika sebaliknya, yakni cuaca sedang sering hujan, maka dagangannya tidak habis. Namun sulit untuk menjual di keesokan harinya karena es yang sudah dibuat harus habis di hari tersebut.

“Yang penting saya mah jalan aja, ngga apa-apa meskipun selisih untungnya juga gak banyak. Syukur-syukur kalau bisa nyimpen, terpenting ngga makan tabungan,” sebut Arief.

Meski pendapatannya sebagai pedagang tidak menentu, namun ia bersyukur bahwa ia masih bisa beraktivitas dalam berwirausaha sehari-harinya. Kondisi ini jauh berbeda jika dibandingkan awal pandemi lalu, dimana ia tidak bisa berjualan selama hampir dua bulan. Alhasil, satu-satunya cara bertahan hidup yakni dengan memakan tabungan.

“Awal pandemi memang iya ngga ada pemasukan, karena ketika itu kan ngga boleh jualan, orang semua diminta di rumah, akhirnya ya makan tabungan karena ngga bisa muter kan kita,” ujarnya.

Ketika pemasukan tidak ada namun pengeluaran sehari-hari juga harus keluar, maka satu-satunya jalan yakni dengan memanfaatkan tabungan yang ada. Namun, tidak seimbangnya pendapatan dan pengeluaran bakal membuat defisit, Arief pun sampai harus meminjam uang karena tabungannya terus tergerus.

“Sempat minjem ke saudara, ada lah jutaan minjemnya waktu itu. Mau ngga mau, uang modal juga kegerus buat kehidupan sehari-hari aja,” ungkapnya.