Proyek tol terpanjang di Indonesia, yaitu jalan tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap alias Getaci, dipastikan mundur dalam penyelesaiannya. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan lelang ulang terhadap proyek pembangunan jalan tol sepanjang 206,65 km ini karena para konglomerat dalam konsorsium tol tersebut mundur.
Proyek jalan tol ini sebenarnya sudah memiliki pemenang konsorsium yang akan menghubungkan wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah, dengan total panjang 206,65 km dan nilai investasi sebesar Rp56,20 triliun.
Beberapa nama konglomerat Indonesia yang sempat terlibat dalam proyek ini terlihat dari daftar perusahaan atau grup usaha di dalamnya. Jalan Tol Gedebage – Tasikmalaya – Cilacap direncanakan untuk beroperasi selama 40 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang dilaksanakan oleh PT Jasamarga Gedebage Cilacap (JGC).
Dalam konsorsium JGC, laporan PT Jasa Sarana 2021 menyebutkan bahwa pemegang sahamnya antara lain PT Jasa Marga : 32,5%, PT Daya Mulia Turangga : 13,38%, PT Gama Grup : 13,38%, PT Jasa Sarana: 0,75%, PT Waskita Karya : 20%, PT Pembangunan Perumahan : 10%, dan PT Wijaya Karya : 10%.
Perusahaan BUMN seperti Jasa Marga, PT PP, Waskita, dan Wijaya Karya adalah perwakilan dari BUMN, sedangkan dari sektor swasta ada PT Daya Mulia Turangga-PT Sarana-PT Gama Group.
Gama Group dimiliki oleh salah satu orang terkaya di Indonesia, yaitu pengusaha perkebunan sawit Martua Sitorus, yang kekayaannya mencapai US$ 3,1 miliar menurut data real time Forbes. Dia juga pemilik konglomerasi sawit Wilmar Group.
Sedangkan nama Yusuf Hamka terkait dengan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), yang menjadi pemegang saham PT Jasa Sarana, yang merupakan BUMD Jabar. Berdasarkan data pemegang saham Perseroan per 31 Desember 2020, 79,11% saham PT Jasa Sarana dipegang oleh Pemprov Jabar, PT Indec Internusa 0,16%, PT Bakrieland Development Tbk 3,76%, dan 16,95% dimiliki PT Citra Marga Nusaphala Persada (Tbk).
Yusuf Hamka juga terlibat dalam PT Citra Marga Lintas Jabar, yang pemegang sahamnya adalah PT Citra Marga Nusaphala Persada (Tbk) : 80%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk : 19,88%, PT Jasa Sarana : 1,26%.