Pilihan dan Perjuangan Kita Tidak Mudah

by -100 Views

Saya telah membawa pesan yang kurang lebih sama dengan apa yang terkandung di dalam buku ini selama 20 tahun terakhir dalam perjalanan politik saya. Selama perjalanan saya, banyak lawan saya yang selalu hendak mendiskreditkan saya. Mereka menggambarkan saya sebagai seorang yang haus kekuasaan dan nafsu untuk berkuasa. Saya juga digambarkan sebagai seorang yang suka menggunakan kekerasan, yang kejam, dan sebagainya. Namun, saya telah membuktikan bahwa saya selalu mengutamakan jalan damai setelah sekian puluh tahun. Saya seorang mantan prajurit yang mengerti perang, pernah melihat perang, dan telah menyaksikan korban-korban perang. Saya selalu ingin jalan damai dan selalu mengutamakan hal tersebut.

Saya juga telah difitnah, seolah-olah saya adalah anti etnis Tionghoa, padahal saya selalu membela semua kelompok minoritas. Fitnah-fitnah tersebut merupakan bagian yang keji dari politik. Saya selalu meminta para sahabat dan pendukung saya untuk sabar dan tenang, dan tidak merespon fitnah dengan balasan yang sama.

Saya juga membahas tentang kondisi bangsa Indonesia saat ini yang sarat dengan campur tangan asing. Saya punya bukti-bukti yang kuat tentang keterlibatan mereka, namun kita tetap harus tenang, sabar, dan percaya pada kekuatan kita sendiri. Saya mengajak saudara-saudara untuk bersama-sama mengambil langkah-langkah untuk menghadapi hari-hari yang akan datang, dan saya telah memilih untuk berjuang di atas landasan konstitusional.

Saya juga menyampaikan pentingnya kebersamaan, bekerja dengan bersatu, dan memimpin dengan ilmu untuk sukseskan demokrasi kita. Saya juga menekankan bahwa pentingnya kaum intelektual bangsa Indonesia untuk menjadi kekuatan yang menentukan, kekuatan yang damai, dan kekuatan yang tidak akan membiarkan ketidakadilan terus-menerus berjalan di Republik Indonesia.

Saya menyatakan bahwa saya butuh dukungan saudara-saudara secara riil, konkret, dan mengajak untuk bersatu demi menjaga bangsa yang besar. Saya menegaskan bahwa rakyat Indonesia masih punya cita-cita yang luhur, masih punya harga diri, dan tidak mau menjadi budak. Saya juga mengajak untuk mengatakan yang benar dan yang salah, serta berani memimpin untuk mengubah kondisi yang tidak benar.

Saya mengajak saudara-saudara yang membaca buku ini untuk merenungkan pendapat, sikap, dan jawaban mereka dalam keheningan malam, dan bersama-sama memimpin untuk membela kebenaran.