PGEO Mengungkap Rencana Mengejar 1 Gigawatt Company dalam Waktu 2 Tahun

by -103 Views

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah memasuki tahun ke-17 beroperasi di Indonesia. Selama 17 tahun itu PGEO terus menunjukkan resiliensi serta komitmennya dalam mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia. Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Julfi Hadi menjelaskan, selama beroperasi perseroan berhasil mengatasi tantangan akselerasi bisnis. “Bottleneck” tersebut kami atasi dengan melakukan perubahan model bisnis yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produksi Perseroan,” ungkapnya beberapa waktu lalu. Seperti diketahui PGEO merupakan pelopor geothermal Tanah Air sejak 1974 dan saat ini menjadi pemain terbesar di industri secara nasional dengan 13 wilayah kerja panas bumi (WKP) dan total kapasitas terpasang sebesar 1877 Mega Watt (MW) yang dioperasikan sendiri. Pengelolaan wilayah kerja panas bumi tersebut telah berhasil memasok listrik ke lebih dari 2 juta rumah di Indonesia dengan potensi pengurangan emisi mencapai 9,7 juta tCO2 per tahun. PGEO sendiri memiliki target untuk menjadi 1 gigawatt company yang akan tercapai dalam 2 tahun ke depan. Adapun target itu akan didorong perusahaan melalui utilisasi dengan teknologi terkini seperti co-generation dan pengembangan greenfield baru. Julfi menjelaskan bahwa pemanfaatan teknologi terkini seperti co-generation di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) sendiri dan melirik pengembangan greenfield di wilayah kerja di dunia yang dimulai dari Kenya. Hal ini merupakan bagian dari visi perusahaan World Class Green Energy Company with Largest Geothermal Capacity Globally. Seperti diketahui, teknologi Co-generation ini nantinya menggunakan teknologi binary untuk membangkitkan listrik tambahan dengan pemanfaatan brine geothermal, bottoming unit, serta sumur bertekanan rendah. Pemahaman mekanisme pada teknologi co-generation bisa mendapatkan listrik tambahan adalah melalui pemanfaatan air panas sisa pengeboran. Air panas tersebut yang sebelumnya merupakan sisa atau limbah dimanfaatkan kembali dengan cara dimasukan lagi ke bumi untuk diubah menjadi listrik. “Dengan strategi Quick Wins dan penerapan teknologi co-generation di beberapa area, saat ini perseroan sedang berproses untuk mencapai target tersebut, tentunya dengan bantuan optimalisasi value creation,” kata Julfi. Sementara, terkait pengembangan greenfield, Perseroan telah menandatangani non-disclosure agreement (NDA) dengan Geothermal Development Company (GDC) untuk mempelajari lebih lanjut kemungkinan kerja sama dalam pengembangan potensi panas bumi di Kenya dan Indonesia. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) G2G yang sudah disepakati oleh Indonesia dan Kenya pada kunjungan ke Kenya Agustus 2023 lalu.