Nelson Mandela – prabowo2024.net

by -1078 Views

Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]

“Pada tahun 2013 saya diwawancarai oleh televisi Al Jazeera. Format wawancara “Talk to Al Jazeera” adalah satu lawan satu dengan seorang reporter senior selama 25 menit. Wawancara ini ditayangkan untuk seluruh dunia dan jumlah penontonnya disebutkan mencapai puluhan hingga ratusan juta orang. Saat itu, setelah berbicara tentang berbagai perjuangan politik saya, reporter tersebut menyatakan, “Bapak Prabowo dikatakan pernah melakukan ini dan itu, sehingga Bapak tidak boleh masuk Amerika Serikat.” Jawaban saya adalah, “Nelson Mandela juga pernah tidak boleh masuk Amerika Serikat. Dia juga pernah dikatakan melakukan macam-macam. Tapi dia tetap teguh pada pendiriannya, sampai akhirnya sejarah membuktikannya.” Saya kagum dengan Nelson Mandela. Di saat-saat sulit dan merasa terisolasi karena tuduhan-tuduhan tersebut, saya sering teringat perjuangan Mandela. Kisah hidupnya memberi saya kekuatan. Berbagai kesulitan yang saya alami tidak seberapa dibandingkan dengan Mandela.”

Nelson Rolihlahla Mandela lahir pada 18 Juli 1918 di Mvezo, Afrika Selatan dan meninggal pada 5 Desember 2013 di Johannesburg, Afrika Selatan. Beliau dikenal sebagai tokoh pejuang anti-apartheid, Presiden Afrika Selatan (1994–1999), dan tokoh perdamaian dunia.

Kebijakan politik apartheid mulai berlaku di Afrika Selatan pada awal abad ke-20. Kebijakan diskriminatif berdasarkan warna kulit membuat penduduk asli berkulit hitam hidup di bawah dominasi kulit putih yang minoritas. Mereka hidup terpisah dari kulit putih dengan segala pembatasan, seperti kepemilikan tanah dan juga kebebasan bergerak.

Nelson Mandela lahir dalam keluarga yang berbeda dari kebanyakan warga kulit hitam. Ayahnya, Henry Gadla Mandela, adalah ketua penasihat keluarga Kerajaan Thembu. Saat berusia 12 tahun, ayahnya yang saat itu sakit menitipkan Nelson Mandela kepada keluarga kerajaan di Great Place di Mqhekezweni.

Sehingga, Nelson Mandela baru mengetahui kebijakan apartheid setelah masuk sekolah. Buku-buku sejarah yang dipelajarinya hanya mengenal kulit putih sebagai pahlawan sementara kulit hitam digambarkan sebagai biadab. Dia menyaksikan sendiri bagaimana ketimpangan kehidupan antara kulit putih dan hitam.

Marah dengan ketidakadilan yang dilihatnya menimpa rakyatnya, Mandela meninggalkan universitas tanpa menyelesaikan gelarnya dan menjadi pejuang kemerdekaan penuh waktu. Dia bergabung dengan pejuang kemerdekaan lainnya seperti Walter Sisulu dan menjadi pemimpin terkemuka ANC.

Setelah hampir 10 tahun organisasi dan aksi politik yang hampir terus menerus, pada tahun 1961 Mandela menyimpulkan bahwa tidak ada cara untuk menyingkirkan rezim apartheid tanpa perjuangan bersenjata. Ia ikut mendirikan sayap militer ANC, yang diberi nama Tombak Bangsa (Umkhonto we Sizwe) dengan inisial MK.

Pada tahun 1962, Nelson Mandela bersama 10 pemimpin ANC lainnya ditangkap dengan tuduhan sabotase dan konspirasi menggulingkan Pemerintah dengan cara kekerasan. Dia kemudian dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Penahanan Mandela memicu protes orang-orang kulit putih dan tekanan internasional agar pemerintah membebaskannya. Pada tahun 1985, Presiden Pieter Willem Botha bersedia membebaskan Mandela asalkan perlawanan bersenjata dihentikan. Mandela menolak.

Mandela baru dibebaskan pada tahun 1990 setelah Frederik Willem de Klerk menggantikan Botha. De Klerk membebaskan Mandela di tengah ancaman perang rasial dan tekanan internasional. Tiga tahun setelah itu, Mandela dan de Klerk menerima Penghargaan Nobel Perdamaian.

Pada tahun 1994, Nelson Mandela terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama melalui pemilu demokratis yang juga digelar untuk pertama kali. Dia kemudian mengakhiri sistem apartheid. Selain itu, Mandela juga mendorong rekonsiliasi nasional yang membuatnya dipuji banyak orang. Pujian semakin besar saat Mandela memutuskan untuk hanya menjabat satu periode sebagai presiden. Setelah meninggalkan jabatannya pada tahun 1999, Mandela terus menjalankan tugas-tugas kemanusiaan dan menjadi tokoh dunia.

Sumber: https://prabowosubianto.com/nelson-mandela/

Source link