Iran Marah, Memerkosa Kapal Minyak AS di Selat Hormuz dan Laut Merah Menyaksikan

by -118 Views

Situasi laut di wilayah Arab semakin memanas. Dalam pembaruan terbaru pada Jumat (12/1/2024), Iran dilaporkan telah menangkap sebuah kapal tanker minyak yang diduga membawa minyak mentah yang disetujui oleh Amerika Serikat (AS).

Ini terjadi di lepas pantai Oman, dekat Selat Hormuz. Angkatan Laut Iran mengatakan ini sebagai pembalasan atas “pencurian” minyaknya dari kapal tanker yang sama tahun lalu oleh AS.

“Iran merampas sebuah kapal tanker minyak Amerika di perairan Teluk Oman sesuai dengan perintah pengadilan,” kata kantor berita resmi IRNA, yang dikutip oleh AFP.

“Pengumuman itu muncul beberapa jam setelah Badan Keamanan Maritim Angkatan Laut Inggris (UKMTO) mengatakan orang-orang bersenjata menaiki kapal St Nikolas milik Yunani yang berbendera Kepulauan Marshall di lepas pantai Oman. Kapal itu kemudian mengubah arah menuju Bandar-e Jask di Iran,” demikian bunyi pembaruan tersebut.

. AS mengutuk tindakan penyitaan yang melanggar hukum tersebut. Washington menuntut agar Iran segera melepaskan kapal dan awaknya.

“Ambrey, sebuah perusahaan risiko maritim Inggris, juga mengeluarkan laporan yang menyebutkan bahwa sekelompok orang menaiki kapal St Nikolas dan menutupi kamera kapal,” kata laporan tersebut.

Perusahaan manajemen kapal tanker Empire Navigation yang berbasis di Yunani mengatakan komunikasi telah terputus dengan kapal tersebut. Kapal tersebut memuat 145.000 ton minyak mentah di Basra, Irak, dan seharusnya akan menuju Aliaga di Turki melalui Terusan Suez. Tanggapan AS atas penyitaan kapal tersebut adalah dengan mengutuk tindakan Iran yang melanggar hukum.

Iran sendiri telah diberi sanksi oleh AS, yang telah melumpuhkan ekonomi negara tersebut. AS kembali menghukum Iran di 2018 saat Donald Trump menjadi presiden, di mana ia menarik diri dari perjanjian nuklir penting pada tahun 2018, lalu menargetkan penjualan minyak dan petrokimia Iran dalam upaya mengurangi ekspor energi Teheran.

Aksi Iran ini merujuk ke pembalasan atas penyitaan kapal Suez Rajan oleh AS pada September 2023 lalu, yang telah mengirimkan Iran untuk menyita dua kapal tanker.

Teluk Oman adalah jalur utama industri minyak yang memisahkan Oman dan Iran, di mana di tengahnya terdapat Selat Hormuz. Wilayah itu telah menjadi saksi serangkaian pembajakan dan serangan selama bertahun-tahun, yang seringkali melibatkan Iran.

Saat ini pengiriman barang di wilayah yang kaya sumber daya alam itu juga dalam keadaan siaga tinggi. Ini setelah berminggu-minggu serangan pesawat tak berawak dan rudal di Laut Merah dilakukan oleh pemberontak Huthi Yaman yang didukung Iran sebagai bentuk solidaritas ke Gaza.

Gaza, wilayah kantong Palestina terus digempur Israel sejak 7 Oktober. Dalam pembaruan Jumat ini, hampir 23.500 korban tewas, dengan banyak di antaranya adalah wanita dan anak-anak.

Di sisi lain, harga minyak juga berpotensi “membara” akibat ketegangan ini. Kepala penelitian minyak Goldman Sachs, Daan Struyven, mengatakan harga minyak dunia dapat melonjak 20% hingga 100% jika konflik ini meluas ke Selat Hormuz. Menurut Badan Informasi Energi (EIA), Selat Hormuz merupakan saluran penting tempat sekitar seperlima produksi minyak global mengalir setiap harinya. Perairan itu adalah jalur penting yang strategis, menghubungkan produsen minyak mentah di Timur Tengah dengan pasar-pasar utama di seluruh dunia.