Para pereli Kejuaraan Reli Dunia (WRC) telah membahas secara intensif dengan presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, untuk menemukan solusi yang mendesak setelah FIA memberlakukan sanksi terhadap pereli yang menggunakan kata-kata kasar. World Rally Drivers Alliance (WoRDA), yang mewakili pereli dan co-driver WRC, mengekspresikan ketidaksetujuan mereka terhadap tindakan FIA yang memberi denda kepada pereli yang mengumpat. Hal ini terjadi setelah pereli Hyundai, Adrien Fourmaux, dikenakan denda 10.000 euro dan penangguhan denda 20.000 euro karena ucapan tak senonoh saat wawancara di Rally Swedia. Peraturan baru FIA yang melarang penggunaan bahasa yang tidak pantas juga diterapkan pada Fourmaux, menjadikannya pereli pertama yang dihukum di bawah peraturan tersebut.
Reaksi yang sama juga dialami oleh para pembalap WRC lainnya, seperti juara dunia F1 Red Bull, Max Verstappen, dan juara dunia delapan kali, Sebastien Ogier. Mereka mengutuk sanksi yang dianggap terlalu berlebihan dan tidak proporsional dengan kesalahan kecil yang dilakukan. WoRDA menegaskan bahwa penggunaan bahasa kasar tidak boleh disamakan dengan penghinaan yang sebenarnya atau tindakan agresif. Mereka juga mempertanyakan transparansi dalam penerapan sanksi dan menyatakan kekhawatiran atas dampak negatif yang ditimbulkan oleh denda yang berlebihan tersebut.
Dalam konteks ini, pereli dan co-driver WRC yang tergabung dalam WoRDA menyerukan dialog yang langsung antara FIA dan anggota WoRDA untuk mencapai solusi bersama. Mereka menunjukkan komitmen untuk bekerja sama mempromosikan olahraga mereka dan memperhatikan kepentingan semua pihak. Para pereli yang terlibat dalam pernyataan ini, seperti Sebastien Ogier, Ott Tanak, dan Adrien Fourmaux, juga menunjukkan dukungan mereka terhadap upaya mencari solusi yang seimbang dan adil untuk masalah yang dihadapi dalam dunia reli.