Pengunduran diri Robert Reid dari FIA pada pekan lalu telah menunjukkan sebuah garis kesalahan dalam tata kelola keanggotaan FIA yang sangat disayangkan. Alasan pengunduran dirinya berakar pada kurangnya komunikasi dan transparansi dari pimpinan federasi, yang disampaikan Reid dalam pernyataan publiknya. Ia juga menyebutkan bahwa keputusannya bukanlah tentang politik atau kepribadian, tetapi tentang prinsip.
Kritik juga disematkan kepada Presiden FIA, Mohammed Ben Sulayem, atas keputusan kontroversialnya terkait pengambilalihan penyelenggaraan Kejuaraan Rallycross Dunia oleh FIA. Para pengkritik mengatakan bahwa hal ini menunjukkan pemusatan kekuasaan di tangan presiden dan kurangnya transparansi dalam pengambilan keputusan. Perdebatan pun mencuat terkait potensi konflik kepentingan antara fungsi regulasi FIA dan kepentingan komersialnya.
Selain itu, Reid juga menyinggung masalah penandatanganan NDA yang dipaksakan menjelang pertemuan Dewan Motorsport Dunia. Ia mengklarifikasi bahwa sikapnya terhadap hal ini adalah meminta perpanjangan waktu untuk mencari nasihat hukum, namun permintaannya ditolak. Reid merasa bahwa tindakan tersebut melanggar hukum dan merugikan dirinya secara tidak adil.
Semua kontroversi dan ketegangan dalam FIA ini menunjukkan perlunya transparansi, komunikasi yang lebih baik, serta penghargaan terhadap prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Hal ini menjadi pembelajaran bahwa integritas dan keadilan harus selalu dijaga dalam menjalankan suatu organisasi.
