Pada zaman sekarang, media sosial, terutama TikTok, sedang ramai dengan tren komedi yang mencerminkan kesenjangan sosial. Video-video ini biasanya menampilkan percakapan sederhana antara dua orang biasa, namun di tengah percakapan, terungkap bahwa salah satu dari mereka memiliki status sosial yang jauh lebih tinggi. Gaya penyajian yang santai, humoris, dan penuh sindiran halus mengenai realitas sosial memberikan pesan tentang bagaimana kesenjangan sosial dapat memengaruhi interaksi sehari-hari. Dibalik kelucuan tersebut, tren ini mengingatkan kita bahwa perbedaan status sosial seringkali menciptakan sekat yang membuat seseorang merasa minder atau canggung.
Kesenjangan sosial diartikan sebagai ketidakseimbangan, perbedaan, atau jurang pemisah antara kelompok dalam masyarakat. Di Indonesia, masalah kesenjangan sosial masih menjadi isu besar. Gini ratio, yang digunakan untuk mengukur ketimpangan pendapatan, menunjukkan bahwa kesenjangan semakin melebar. Faktor-faktor seperti program bantuan yang tidak merata, pembangunan infrastruktur yang terbatas, dan korupsi turut menyumbang pada kesenjangan sosial di Indonesia.
Tren komedi mengenai kesenjangan sosial diminati karena banyak orang merasa terkait dengan pengalaman yang disajikan. Melalui gaya penyajian yang ringan, tren ini menghadirkan pemahaman bahwa perbedaan gaya hidup ada di sekitar kita. Hal ini membantu mengubah persepsi dan membuka mata akan realitas kesenjangan sosial dalam kehidupan sehari-hari.