Analisis Harga Bitcoin Stabil & Dampak Data Inflasi AS

by -31 Views

Harga Bitcoin telah menunjukkan kestabilannya di tengah pasar yang beredar. Dalam kisaran USD103.580 atau sekitar Rp1,69 triliun, Bitcoin berhasil bertahan dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan di Amerika Serikat, serta perkembangan positif dalam hubungan dagang antara AS dan Tiongkok. Pekan lalu, Bitcoin mencapai level USD100 ribu, tetapi sejak itu, harga cenderung stagnan karena investor mulai mengambil untung dan pasar lebih berhati-hati terhadap kebijakan moneter The Fed.

Data inflasi AS yang dirilis di bawah ekspektasi pasar memberikan optimisme, karena membuka ruang bagi The Fed untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga. Meskipun demikian, keputusan The Fed tidak akan diambil secara gegabah, melainkan tetap berfokus pada kredibilitas dalam menghadapi inflasi. Selain itu, penangguhan tarif perdagangan antara AS dan Tiongkok selama 90 hari juga disambut baik oleh pasar.

Di sisi lain, altcoin seperti Ethereum, XRP, Solana, Dogecoin, Cardano, Polygon, dan token meme seperti $TRUMP, juga mengalami kenaikan tipis hingga sedang. Ethereum sendiri mencatatkan kenaikan signifikan selama sebulan terakhir, dipicu oleh beberapa faktor seperti adopsi stablecoin dan tokenisasi aset, pertumbuhan Layer 2 oleh institusi keuangan, dan short-covering oleh hedge fund.

Dinamika pasar kripto semakin ramai dengan rencana eToro Group, platform perdagangan kripto dari Israel, untuk melakukan Initial Public Offering di Nasdaq Global Select Market. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap sektor kripto meskipun volatilitas tetap menjadi tantangan. Dengan begitu, pasar kripto terus menarik perhatian dengan berbagai perkembangan menarik.

Source link