Pancasila dan Konservasi Lingkungan oleh Yayasan Paseban melalui Jampinang

by -27 Views

Dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Yayasan Paseban mengadakan kegiatan penanaman pohon di Desa Paseban, Megamendung, Kabupaten Bogor.

Acara ini bukan hanya tentang penghijauan semata, tetapi juga sebagai bentuk nyata dari pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam menjaga lingkungan dan menghidupkan kerukunan antara manusia dan alam.

Desa Paseban memiliki peran penting dalam ekosistem Jawa Barat. Sebagai bagian dari Cagar Biosfer Cibodas dan habitat alami Gunung Gede Pangrango, desa ini dihadapkan pada tekanan aktivitas manusia dan topografi ekstrem.

Dengan begitu, langkah-langkah konservasi menjadi krusial, terutama dengan mengambil Pancasila sebagai pedoman moral dalam usaha pelestarian lingkungan.

Yayasan Paseban telah menganut model pertanian organik berbasis konservasi sebagai salah satu solusinya. Metode ini menekankan harmoni antara manusia, tanah, air, dan keanekaragaman hayati.

Dengan pendekatan agroekologi, pertanian organik mampu menjaga kesuburan tanah dan kejernihan air, serta menciptakan sistem pangan yang sehat, adil, dan berkelanjutan. Konsep ini merupakan implementasi nilai Keadilan Sosial dalam praktik pertanian dan ekologi.

Pada acara tersebur, penanaman pohon Taru Jampinang menjadi fokus utama. Dikenal sebagai “Pohon Pancasila,” Taru Jampinang memiliki makna simbolis yang dalam.

Akar yang kuat melambangkan Ketuhanan, batang yang tegak mencerminkan kemanusiaan yang adil, daun rindangnya melambangkan persatuan, buahnya menjadi simbol musyawarah, dan daya hidupnya yang berkelanjutan merepresentasikan keadilan sosial.

Selain Taru Jampinang, pohon-pohon lain seperti Rasamala, Mahoni, Damar, dan berbagai jenis bambu lokal juga ditanam. Pemilihan jenis-jenis ini didasarkan pada manfaat ekologi dan ekonomi, dengan tujuan mendukung ketahanan ekosistem sekaligus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat sekitar.

“Andy Utama, Pembina Yayasan Paseban, mengatakan bahwa menanam pohon adalah simbol harapan, dan Taru Jampinang adalah lambang nilai-nilai Pancasila yang dihayati dalam kehidupan sehari-hari.

Beliau juga menegaskan perlunya menjaga lingkungan agar manusia tidak harus menanggung akibat dari kelalaian ekologis. “Jika kita tidak serius dalam melindungi alam, maka alam akan ‘membalas’ tindakan kita,” tambahnya.

Untuk mendukung keberlangsungan ekosistem, Yayasan Paseban juga mendorong adanya peraturan desa yang melarang perburuan liar dan aktivitas merusak lainnya.

Langkah ini diharapkan dapat menciptakan keseimbangan ekologis dan memperkuat praktik pertanian berkelanjutan di wilayah tersebut.

Masyarakat adat yang terlibat dalam kegiatan tersebut juga menjadi pengingat akan kearifan lokal yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila, seperti hidup berdampingan dengan alam, kebersamaan, dan kesederhanaan yang telah menjadi bagian dari budaya Nusantara.

Wiratno, Penasihat Yayasan Paseban, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam di kawasan Megamendung.

“Kegagalan ekologis akibat ulah manusia dapat menghambat kemajuan. Oleh karena itu, menjaga ekosistem adalah bentuk praktik nilai-nilai Pancasila,” tegasnya.

Sejalan dengan semangat gotong royong, Yayasan Paseban juga memulai program Arista Montana, sebagai bentuk upaya menjadikan Paseban sebagai laboratorium hidup konservasi dan pertanian organik.

Melalui program tersebut, Yayasan Paseban mengajak seluruh elemen masyarakat untuk memperhitungkan Pancasila bukan hanya sebagai landasan negara, melainkan juga sebagai pedoman dalam memperlakukan alam dan sesama dengan adil, bijaksana, dan berkesinambungan.

Menjaga lingkungan bukanlah hanya tanggung jawab, melainkan juga bentuk cinta yang sejati terhadap Indonesia.

Sumber: Aksi Penanaman Pohon Taru Jampinang Di Bumi Paseban: Komitmen Andy Utama Di Mega Mendung Rayakan Hari Lahir Pancasila 2025 Dan Hari Lingkungan Hidup
Sumber: Menanam Pohon Taru Jampinang Desa Paseban Bogor: Implementasi Nilai Pancasila Dalam Aksi Nyata