Samarinda – Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Sri Wahyuni, menekankan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Ia memimpin Rapat Koordinasi Teknis (Rakontek) Pencegahan dan Kesiapsiagaan se-Kaltim 2025 dengan menyatakan perubahan paradigma dalam penanggulangan bencana. Kini, pendekatan lebih proaktif daripada reaktif.
Sri Wahyuni menyoroti perlunya setiap daerah di Kaltim memiliki kalender bencana untuk mengidentifikasi bulan-bulan rawan bencana seperti banjir dan tanah longsor. Meskipun cuaca semakin tidak menentu, kesadaran dan kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam mengurangi dampak bencana.
Dalam menghadapi masalah bencana, Sri Wahyuni menegaskan pentingnya kerjasama lintas sektor dan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk BPBD provinsi dan kabupaten/kota, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat. Rakontek yang diikuti oleh 44 peserta dari berbagai instansi bertujuan untuk merumuskan kebijakan bersama guna menekan risiko bencana seoptimal mungkin.
Melalui kerjasama yang solid, diharapkan implementasi langkah-langkah pencegahan dan kesiapsiagaan dapat dilakukan secara efektif untuk menjaga keamanan dan keselamatan penduduk Kaltim.