Tumpahan Minyak Ancam Ekspor Rumput Laut Bontang

by -20 Views

Petani rumput laut di kawasan Tihi-Tihi, Kota Bontang, kini menghadapi ancaman serius akibat tumpahan minyak di perairan. Rumput laut Bontang yang dikenal berkualitas terbaik di Kalimantan Timur dan diekspor ke India, dapat mengalami gagal panen hingga 80 persen akibat lapisan minyak hitam yang terlihat mengambang di laut belakangan ini. Selain merusak kualitas rumput laut, minyak juga bisa menghalangi matahari memasuki daun rumput laut, menyebabkan kematian tanaman dan menurunkan kualitas produk panen. Rumput laut Tihi-Tihi bukan hanya sebagai komoditas lokal, tetapi juga sumber penghidupan bagi ratusan keluarga di area tersebut, dengan rencana pengembangan tambahan 100 pondasi budidaya yang dapat membuka lahan hingga 50 hektar.

Dugaan pencemaran akibat tumpahan minyak di kawasan tersebut bukan kejadian yang baru. Laporan petani mengindikasikan bahwa lapisan minyak sering muncul di laut meskipun dalam intensitas yang bervariasi. Pengambilan sampel untuk uji laboratorium telah dilakukan, namun hingga saat ini belum diketahui dengan pasti siapa yang bertanggung jawab atas tumpahan tersebut. Beberapa perusahaan di sekitar perairan juga disebut tidak menyediakan oil boom, yang merupakan alat sederhana namun efektif untuk mencegah penyebaran minyak ke area budidaya.

Situasi ini semakin diprihatinkan dengan adanya aturan ketat dalam budidaya rumput laut, dimana tanaman membutuhkan minimal 40-45 hari masa tanam agar mencapai kandungan gizi yang optimal. Ketidakstabilan lingkungan akibat tumpahan minyak dapat mengganggu proses pertumbuhan rumput laut dan menurunkan nilai jual produk. Selain Tihi-Tihi, daerah lain seperti Lok Tunggul dan Melahing juga memiliki potensi serupa, dimana upaya untuk melindungi sumber daya hayati laut menjadi penting demi kelangsungan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Source link