Penanganan Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Bontang oleh Puspaga

by -13 Views

Kota Bontang masih mengalami angka kekerasan yang tinggi terhadap anak dan perempuan. Data terbaru mencatat bahwa Polres Bontang menangani 33 kasus, sedangkan DP3AKB mencatat 64 kasus sepanjang tahun ini. Hal ini menunjukkan perlindungan terhadap kelompok rentan ini masih membutuhkan perhatian serius.

Eddy Forestwanto, Kepala DP3AKB Kota Bontang, menekankan pentingnya peran keluarga dalam mencegah kekerasan. Menurutnya, orang tua harus aktif dalam mendidik, melindungi, dan mengasuh anak-anak agar terhindar dari kekerasan dan penelantaran. Keluarga dianggap sebagai benteng pertama yang dapat melindungi anak-anak dari bahaya fisik dan psikis.

Untuk meningkatkan peran keluarga, Pemkot Bontang membentuk Puspaga yang memberikan layanan edukasi, konsultasi, dan konseling gratis bagi masyarakat. Krisy Hutabarat, Penata Kelola Pemberdayaan Perempuan dan Anak, menjelaskan bahwa Puspaga hadir untuk membantu orang tua dalam memahami pola asuh yang baik dan sehat, meskipun SDM terbatas.

Layanan Puspaga juga membuka saluran pengaduan dan konsultasi melalui WhatsApp untuk masyarakat luas. Dengan adanya kesadaran masyarakat dan layanan Puspaga, diharapkan angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Bontang dapat ditekan. Krisy menegaskan bahwa keluarga yang harmonis adalah pondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.

Perlindungan keluarga bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kewajiban bersama demi masa depan generasi muda. Berita terbaru dari PRANALA.co dapat diakses melalui Google News dan bergabung dengan grup WhatsApp mereka.

Source link