Kota Balikpapan kembali dihebohkan oleh angka kekerasan seksual, dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) mencatat 49 kasus kekerasan seksual hingga Oktober 2025. Kasus ini melibatkan banyak pelaku dan korban di bawah umur, sehingga menimbulkan keprihatinan. Beberapa kasus bahkan melibatkan anak sebagai korban sekaligus pelaku, terjadi dalam lingkungan dekat atau bahkan oleh anggota keluarga sendiri. Pelaku kekerasan seksual, terutama yang juga korban di masa lalu, memperlihatkan pola penyimpangan yang memerlukan penanganan psikologis. Kejari Balikpapan menekankan bahwa faktor lingkungan dan paparan video porno menjadi pemicu utama, sehingga pendekatan kemanusiaan dan rehabilitasi penting untuk mencegah ulangnya perbuatan tersebut. Data dari UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Balikpapan juga menunjukkan bahwa kekerasan seksual masih menjadi masalah serius yang tidak hanya dapat ditangani oleh aparat hukum, tetapi juga memerlukan keterlibatan sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam pengawasan dan edukasi. Hal ini memperlihatkan bahwa peran semua pihak dalam masyarakat sangat penting dalam menyelesaikan masalah kekerasan seksual terhadap anak di Balikpapan.
Kekerasan Seksual di Balikpapan: Anak sebagai Pelaku dan Korban
