Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali menjadi perhatian serius di Kota Bontang. Pemerintah kota tak ingin ada korban jiwa hanya karena terlambat ditangani. Dinas Kesehatan (Diskes) Bontang mewajibkan seluruh fasilitas kesehatan, mulai puskesmas hingga rumah sakit, melakukan pemeriksaan darah dini atau dengue combo test bagi pasien yang mengalami demam lebih dari dua hari. Gejala DBD sering mengecoh dan banyak yang mengira hanya demam biasa, padahal sebenarnya sudah DBD. Kepala Diskes Bontang, Bahtiar Mabe, menyatakan pentingnya persepsi yang sama di semua rumah sakit dan puskesmas untuk penanganan cepat pasien.
Selain memperkuat layanan kesehatan, upaya pencegahan juga digencarkan. Petugas melakukan fogging di wilayah rawan, membagikan bubuk abate lewat kader kesehatan, dan memperbarui peta persebaran kasus. Peta ini akan disandingkan dengan data penyebaran nyamuk Wolbachia untuk mengukur efektivitas pengendalian vektor. Pemerintah Kota Bontang masih menunggu hasil kajian epidemiologi untuk menentukan status lonjakan kasus apakah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).
Bahtiar mengingatkan bahwa upaya pemerintah butuh dukungan warga. Masyarakat diminta aktif menjaga lingkungan melalui program Jumat Bersih dan pola hidup sehat. Tindakan sederhana seperti menguras bak mandi, menutup wadah air, dan mendaur ulang barang bekas bisa menekan perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD. Bersih-bersih terbukti mampu mengurangi kasus DBD. Pola hidup bersih harus dijadikan kebiasaan sehari-hari. Dapatkan berita terbaru PRANALA.co di Google News dan bergabung di grup Whatsapp mereka.