Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengkritik proyek IKN. Dia lebih memilih membangun 40 kota baru setara dengan Jakarta daripada melanjutkan proyek IKN. Alasan Cak Imin adalah karena saat ini IKN sepi peminat dan belum ada investor yang masuk ke proyek tersebut. Cak Imin juga menyatakan bahwa dukungannya terhadap IKN sebelumnya merupakan keterpaksaan, namun sekarang dia sedang dalam proses evaluasi terhadap proyek tersebut.
Ridwan Kamil, Kurator Pembangunan IKN, menanggapi pernyataan Cak Imin dengan mengungkapkan bahwa IKN sedang membangun lebih dari 30 proyek swasta dengan total nilai investasi swasta sebesar lebih Rp 40 triliun. Jadi, tidak benar jika tidak ada investor yang membangun di IKN sekarang.
Mengutip detik.com, Cak Imin mengungkapkan alasan ketidaksukaannya terhadap proyek IKN. Dia menyatakan bahwa saat ini banyak kota lain seperti Banjarmasin, Balikpapan, dan Pontianak yang membutuhkan perbaikan dan penanganan yang mendesak, dan menilai bahwa dana yang diperuntukkan untuk proyek IKN seharusnya dialihkan ke skala prioritas yang lebih mendesak.
Cak Imin juga mengungkapkan bahwa saat ini IKN sepi peminat dan belum ada investor yang masuk ke proyek tersebut. Hal ini menjadi alasan bagi Cak Imin untuk melakukan evaluasi terhadap proyek IKN. Menurutnya, evaluasi terhadap proyek IKN merupakan salah satu bentuk perubahan yang diperlukan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan yang mendesak.
Ridwan Kamil, Kurator Pembangunan IKN, menanggapi pernyataan Cak Imin dengan mengungkapkan bahwa IKN sedang membangun lebih dari 30 proyek swasta dengan total nilai investasi swasta sebesar lebih Rp 40 triliun. Jadi, tidak benar jika tidak ada investor yang membangun di IKN sekarang.
Mengutip dari akun media sosial Instagram miliknya @ridwankamil, Ridwan Kamil menjelaskan bahwa saat ini sudah ada 3 rumah sakit swasta, hotel bintang 5 dan 3, apartemen, perkantoran, superblok, Mal Pakuwon, dan lain-lain yang sedang dibangun di IKN.
Sehingga, pernyataan Cak Imin mengenai IKN sepi peminat dan belum ada investor yang masuk ke proyek tersebut tidaklah benar. Ridwan Kamil berharap agar masyarakat selalu bijak dalam menilai suatu data dan informasi.