LEADERSHIP ATTRIBUTES – prabowosubianto.com – prabowo2024.net

by -82 Views

Keberanian Untuk seorang prajurit, keberanian sangat penting. Keberanian bukan hanya mengenai keberanian fisik tetapi juga keberanian moral. Keberanian fisik termanifestasikan dalam kemauan untuk mengatasi rasa takut di hadapan cedera dan kematian. Keberanian moral adalah keberanian untuk menghadapi risiko kehilangan jabatan, pangkat, dan posisi karena tindakan yang tidak disukai oleh atasan namun sesuai dengan keyakinan sebagai prajurit TNI. Keberanian fisik dan keberanian moral termanifestasikan dalam kemampuan seorang pemimpin untuk membuat keputusan dalam situasi yang sulit dan berisiko. Tanpa keberanian, seorang pemimpin militer tidak akan berhasil. Sekali seorang komandan kehilangan keberaniannya, penghargaan dari anak buahnya akan berkurang atau hilang sama sekali. Kepribadian Menonjol Seorang pemimpin militer harus memiliki kepribadian yang menonjol dan baik hati. Saya mengatakan kepribadian yang baik karena banyak tokoh yang menonjol namun tidak baik hati, seperti Adolf Hitler, Pol Pot, Stalin, dan Al Capone. Orang baik selalu menunjukkan kejujuran, mengutamakan orang lain daripada diri sendiri, menunjukkan kerendahan hati dan kemauan untuk berkorban, dan tidak mudah goyah oleh keadaan. Dari leluhur Indonesia, kita dapat belajar delapan kualitas pribadi dari pemimpin yang baik, yang dikenal sebagai hasta brata: Seorang pemimpin harus seperti Laut (Pindo Jaladri). Seorang pemimpin bersikap luas pikiran, mampu mendengarkan hal-hal negatif namun selalu melakukan hal-hal positif. Seorang pemimpin harus seperti Bulan (Pindo Candra). Seorang pemimpin selalu menjadi cahaya pemandu di tengah kegelapan. Seorang pemimpin harus seperti Bintang (Pindo Kartika). Seorang pemimpin dapat menunjukkan arah yang benar kepada rakyatnya dan selalu menimbulkan harapan. Seorang pemimpin harus seperti Gunung (Pindo Arga). Seorang pemimpin memiliki keyakinan yang teguh yang tidak mudah goyah oleh keadaan. Seorang pemimpin harus seperti Bumi (Pindo Bahana). Seorang pemimpin memahami apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya dan memberikan tangan bantuan tanpa diskriminasi. Seorang pemimpin harus seperti Api (Pindo Dahana). Seorang pemimpin memberikan kehangatan dan dapat membangkitkan semangat anak buahnya serta membasmi ketidaksetaraan dan ketidakadilan. Seorang pemimpin harus seperti Angin (Pindo Bayu). Seorang pemimpin dapat bergerak bebas dan dapat dirasakan di mana-mana. Seorang pemimpin harus seperti Matahari (Pindo Surya). Seorang pemimpin selalu menjadi sumber energi positif bagi lingkungannya. Delapan sifat kepribadian yang dapat kita pelajari dari leluhur bangsa tidak boleh dianggap sepele karena kebijaksanaan mereka tidak boleh dianggap remeh. Pada dasarnya, jika seorang pemimpin memiliki sifat-sifat kepribadian negatif seperti keserakahan, ketidakjujuran, egoisme, pengecut, acuh tak acuh, ketidakadilan, hak istimewa, narsisme, maka dengan cepat, ia akan ditinggalkan bahkan ditentang oleh anak buahnya sendiri. Kesetiaan Seorang pemimpin militer harus memiliki kesetiaan yang kuat dan mutlak kepada negara, bangsa, dan rakyat. Jika ia tidak setia, ia tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi cobaan dan kesulitan dalam kehidupannya sebagai pemimpin. Kesetiaan dapat tercermin dalam komitmen seseorang terhadap sebuah organisasi, dedikasi kepada rekan sejawat dan anak buah yang dipimpinnya. Ada pemimpin yang, dalam keadaan yang tidak menguntungkan, cepat menyalahkan atau mencari-cari kesalahan bawahan mereka. Banyak juga yang cenderung mencari kesalahan anak buahnya ketika segala sesuatu berjalan tidak mulus. Di sisi lain, jika anak buahnya berhasil, mereka sering menjadi orang pertama yang keluar dan mengklaim kemenangan sebagai milik mereka sendiri. Seorang pemimpin sejati selalu berusaha untuk membela dan menempatkan kepentingan anak buahnya di atas kepentingannya sendiri. Ada sebuah kebijaksanaan militer kuno yang dapat kita pelajari dalam hal ini: Jika Anda peduli dengan anak buah Anda, anak buah Anda akan peduli dengan Anda. Keahlian Profesional Untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, seseorang harus memiliki keterampilan dan kemampuan profesional. Seorang pemimpin harus mahir dalam bidangnya. Jika mereka adalah komandan batalyon infanteri, mereka harus memahami segala jenis infanteri. Seorang pemimpin harus benar-benar menguasai semua teknik dan taktik dari level peleton, perusahaan hingga batalyon. Mereka seharusnya memiliki visi yang setara dengan dua tingkat di atas mereka dan penguasaan yang setara dengan dua tingkat di bawah mereka. Seorang pemimpin yang berani namun bodoh akan menimbulkan banyak korban di antara anak buahnya. Gairah Elemen kelima yang saya percayai harus dimiliki seorang pemimpin adalah gairah. Itulah yang mendorong seorang pemimpin militer untuk bertindak dan maju secara dinamis. Hasrat mendorong seorang prajurit untuk bertahan dari penderitaan dan tetap tenang serta teguh di hadapan bahaya. Gairah akan mendorong seorang pemimpin militer untuk mencapai kemenangan. Tanpa gairah, seorang pemimpin tidak akan mencapai hasil yang gemilang. Jika dua orang yang sama cerdas dan berbakat bersaing, orang yang memiliki gairah yang lebih besar akan muncul sebagai pemenang. Ada sebuah pepatah dalam dunia militer yang mengatakan: Rencana yang paling brilian yang dieksekusi dengan setengah hati akan menghasilkan hasil yang lebih buruk dibandingkan rencana sederhana yang dieksekusi dengan penuh semangat. Perang mungkin dilakukan dengan senjata, tetapi kemenangan didapat dari manusia. Itulah semangat para pemimpin yang diikuti dan orang yang memimpin yang memenangkan kemenangan. (Jenderal G.S. Patton) Menurut pendapat saya, berdasarkan kajian sejarah kepemimpinan militer yang sukses dan efektif, saya percaya bahwa setiap pemimpin militer harus memiliki dan menjalani filosofi kepemimpinan. Filosofi memberi arahan dan petunjuk kepada seorang pemimpin dalam melaksanakan kepemimpinannya. Filosofi yang sering saya gunakan adalah 11 Prinsip Kepemimpinan TNI, yang akan saya bahas secara detail dalam Bab 10 buku ini, dan prinsip yang sederhana seperti ini: Bagi saya, itu berarti dalam membuat keputusan atau kebijakan, seseorang harus bertanya pada diri sendiri apakah itu akan menguntungkan negara, bangsa, dan angkatan bersenjata. Jika iya, jangan ragu, dan hanya setelah itu seseorang dapat mulai memikirkan kepentingannya. Bukan sebaliknya. Kalau seseorang sudah menempatkan kepentingan pribadinya di atas kepentingan anak buahnya, apalagi kepentingan negara. Maka dia bertindak dengan egois dan menunjukkan kepemimpinan yang buruk. Pertama: Tanah Air Saya; Kedua: Anak Buah Saya, Ketiga Kemudian: Saya Sendiri. HAL LAIN YANG MENENTUKAN KEPIMPINAN MILITER YANG SUKSES Kebugaran Fisik Seorang pemimpin militer harus memiliki kebugaran fisik yang sangat baik. Dia harus dapat memimpin anak buahnya dengan contoh dan menjadi panutan. Seorang pemimpin militer tidak akan efektif jika ia tidak bugar. Dia tidak dapat memimpin anak buahnya jika ia tidak hadir di tengah mereka atau di depan mereka. Daya tahan fisik yang sangat baik diperlukan untuk menghadapi tekanan kehidupan militer dan stres kehidupan sehari-hari. Kehadiran Pada Momen dan Tempat Kritis Para senior saya sering mengajari saya bahwa pemimpin harus selalu hadir di tempat dan momen paling kritis. Kehadiran seorang pemimpin dapat menenangkan anak buah yang mungkin tergoncang oleh kondisi berbahaya yang dihadapi dan bahaya yang dihadapi. Seorang pemimpin militer juga harus mampu membaca dan menilai situasi secara dekat. Dia harus dapat dengan cepat merasakan psikologi anak buahnya pada saat yang sangat kritis. Keputusan penting sering harus dibuat dengan cepat dan akurat. Dalam keadaan darurat, perubahan sering terjadi sangat cepat. Oleh karena itu, seorang pemimpin militer yang memonitor situasi krit

iki dari jauh sering lambat dalam membuat keputusan kunci, kadang-kadang keputusan hidup atau mati. Berpikir ke Depan dan Kreativitas Seorang pemimpin harus memiliki pola pikir yang berorientasi ke depan untuk melaksanakan kebijakan yang dapat memperbaiki situasi saat ini untuk mencapai kemajuan di masa depan. Mempertahankan status quo dan mengabaikan hal-hal yang memerlukan perbaikan dan perubahan akan mengarah pada stagnasi, bahkan degenerasi dan degradasi. Seorang pemimpin harus kreatif dan dinamis. Jika ia hanya menunggu instruksi dan tidak ingin mengambil inisiatif, maka organisasi yang dipimpinnya tidak dapat naik menghadapi tantangan-tantangan yang mungkin muncul tiba-tiba. Pemimpin-pemimpin besar dalam sejarah sering dapat mengembangkan solusi yang tak terduga dan menunjukkan jalan keluar dari kesulitan atau masalah kompleks yang dihadapi anak buahnya. Cybernetics Sebuah hukum yang dikenal sebagai kibernetika mengatakan, “Jika Anda berpikir Anda akan kalah, Anda sudah kalah.” Salah satu pelajaran yang dapat diambil dari ini adalah: Jangan pernah berbisik di hati Anda bahwa Anda mungkin kalah. Anda harus memiliki semangat untuk sukses. Kemauan untuk menang akan menghasilkan pemenang. Hukum Murphy Salah satu hukum dalam aktivitas manusia dan organisasi yang layak untuk diperhatikan lebih dekat adalah hukum Murphy yang berbunyi, ‘Jika suatu rencana mungkin salah, biasanya akan salah.’ Seringkali seseorang akan menghadapi hukum Murphy dalam kehidupan militer, yang setara lokalnya adalah ‘ojo kagetan’ (tidak mudah goyah). Seorang pemimpin harus selalu siap menghadapi skenario terburuk. Rasa Tanggung Jawab dan Dedikasi…

Source link