Sebuah jet tempur China dilaporkan terlalu dekat dengan bomber Amerika Serikat (AS) B-52 ketika keduanya terbang di atas Laut China Selatan pada hari Selasa lalu. Menurut laporan CNN International, pilot jet tempur China terbang dengan cara yang tidak aman dan tidak profesional. Jarak antara keduanya hanya sekitar 10 kaki.
Komando AS-Indopasifik menyatakan bahwa pilot China menunjukkan kemampuan udara yang buruk dengan melakukan manuver yang tidak terkendali, terbang di bawah, di depan, dan dalam jarak 10 kaki dari B-52. Hal ini mengancam kedua pesawat tersebut akan bertabrakan.
Pihak militer khawatir bahwa pilot China mungkin tidak menyadari seberapa dekatnya dia dengan menyebabkan potensi tabrakan. Insiden ini muncul selama kunjungan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, ke Gedung Putih untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dan penasihat keamanan nasional, Jake Sullivan. Namun, masih belum jelas apakah pertemuan tersebut akan berupa diskusi formal atau lebih sederhana.
Presiden China, Xi Jinping, dan Presiden AS, Joe Biden, diperkirakan akan bertemu di sela-sela KTT APEC di San Francisco bulan depan, meskipun belum ada konfirmasi final mengenai rencana tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok menggunakan kekuatan militernya untuk memperkuat klaimnya atas Laut Cina Selatan dan sekitarnya, termasuk Taiwan. Meningkatnya perilaku agresif Tiongkok ini terjadi dalam banyak insiden di wilayah Timur dan Pasifik, yang meningkat dalam dua tahun terakhir.
Pemberitaan ini menimbulkan perbincangan di media sosial, terutama Instagram. Banyak netizen mempertanyakan mengapa bomber AS berada di area tersebut, dan beberapa bahkan mengaitkannya dengan kemungkinan terjadinya Perang Dunia 3.
