Perekonomian Jerman mengalami kontraksi sebesar 0,3% secara tahunan pada Kuartal III (Q3) 2023. Hal ini disebabkan oleh melemahnya kondisi belanja negara tersebut.
Secara kuartalan, ekonomi Jerman mengalami pelemahan sebesar 0,1% pada Q3 2023 jika dibandingkan dengan Q2 2023. Namun demikian, angka ini melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan kontraksi sebesar 0,3%, berdasarkan perkiraan awal.
Belanja konsumen swasta menjadi faktor penekan terhadap Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Jerman, yang dipicu oleh kenaikan suku bunga dan inflasi yang terus meningkat pada tingkat yang tinggi. Namun, investasi dalam peralatan mengalami pertumbuhan pada periode ini.
“Secara tahunan, PDB Jerman mengalami penurunan sebesar 0,3% setelah tidak mengalami perubahan pada periode sebelumnya, berbeda dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 0,7%,” tulis Kantor Statistik Federal Jerman seperti yang dikutip oleh Trading Economics, Senin (30/10/2023).
Jerman adalah negara dengan perekonomian terbesar kelima di dunia dan terbesar di Kawasan Euro. Jerman juga merupakan eksportir terbesar kedua di dunia dan eksporannya menyumbang lebih dari sepertiga total output nasional. Oleh karena itu, ekspor produk bernilai tambah tinggi telah menjadi pendorong utama pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Jerman dan negara-negara Eropa lainnya kembali menghadapi tantangan yang buruk. Pada hari Senin, harga gas alam (LNG) berjangka di Eropa naik sekitar 7% menjadi 54 euro (sekitar Rp 905 ribu) per megawatt-jam. Hal ini terjadi setelah Mesir mengumumkan bahwa impor gas alam dari Mesir turun menjadi nol dari 800 juta kaki kubik per hari.
Kairo mengumumkan hal ini karena adanya gangguan pasokan yang disebabkan oleh konflik di Jalur Gaza. Terdapat batas langsung antara Jalur Gaza, Israel, dan Mesir.