Hanya 1,7 Giga Watt, Suntik Mati PLTU Jauh Meleset dari Target Jokowi

by -110 Views

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) baru saja merilis draf dokumen perencanaan dan kebijakan investasi yang komprehensif dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk konsultasi publik.

Dalam draf tersebut, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara yang akan dipensiunkan adalah sebesar 1,7 Giga Watt (GW). Angka ini lebih rendah daripada target Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang berharap program pensiun dini PLTU batu bara dapat mencapai 5,2 GW.

Kepala Sekretariat JETP Indonesia, Edo Mahendra menjelaskan bahwa rencana pensiun dini PLTU dengan kapasitas sebesar 5,2 GW masih ada dalam skenario. Namun, skenario tersebut terbagi menjadi dua, yaitu progresif dan konservatif.

Lebih lanjut, Edo menambahkan bahwa program pensiun dini PLTU sebesar 1,7 GW telah dipertimbangkan dengan kondisi yang ada saat ini. Hal ini karena mereka ingin membuat rencana sesuai dengan apa yang ada di depan mereka.

Menurut Edo, dukungan konkret untuk pensiun dini PLTU telah datang dari program lain, seperti melalui program Energy Transition Mechanism (ETM) yang merupakan upaya untuk mempercepat transisi energi dari energi fosil ke energi yang lebih bersih.

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) telah membuka draf rencana investasi secara publik dengan harapan mendapatkan masukan dari berbagai kalangan masyarakat. Dokumen Comprehensive Investment and Policy Plan (CIPP) dapat diakses secara publik di situs www.jetp-id.org.

Kemitraan JETP sendiri merupakan inisiatif pendanaan transisi energi senilai lebih dari US$20 miliar atau sekitar Rp300 triliun yang disepakati antara Indonesia dan negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG).

Sekretariat JETP Indonesia dibentuk dan mulai beroperasi pada April 2023. Salah satu tugasnya adalah melakukan koordinasi dalam penyusunan dokumen CIPP secara kolaboratif antara pemerintah Indonesia dan IPG.

Masukan publik yang diserahkan sebelum tanggal 14 November akan diolah oleh Sekretariat JETP sebagai landasan finalisasi dokumen CIPP. Rencananya, dokumen CIPP yang menjadi dasar implementasi kemitraan JETP akan diluncurkan di Indonesia sebelum perhelatan dunia mengenai perubahan iklim Conference of Parties (COP) ke-28 yang akan berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab pada akhir tahun ini.