Pemimpin milisi Hizbullah di Lebanon, Sayyed Hassan Nasrallah, bersumpah untuk terus menyerang Israel dan memastikan front perlawanan terhadap Israel tetap aktif. Nasrallah juga mengungkapkan bahwa sayap bersenjatanya telah menggunakan senjata baru dan menyerang sasaran baru di negara Zionis tersebut. Pernyataan ini disampaikannya dalam sebuah pidato yang disiarkan melalui televisi pada Sabtu (11/11/2023).
Nasrallah menyatakan bahwa Hizbullah telah menunjukkan perkembangan kuantitatif dalam jumlah operasi, ukuran dan jumlah target, serta peningkatan jenis senjata. Ia juga mengungkapkan penggunaan rudal “Burkan” yang membawa muatan bahan peledak seberat 300-500 kg, serta drone yang dipersenjatai untuk pertama kalinya.
Selain itu, Nasrallah juga mengungkapkan bahwa Hizbullah telah menyerang kota Kiryat Shmona di Israel utara untuk pertama kalinya sebagai balasan atas serangan udara Israel yang menewaskan tiga gadis dan nenek mereka bulan ini.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menanggapi pernyataan Nasrallah dengan memperingatkan bahwa Hizbullah membawa Lebanon ke dalam perang yang mungkin akan terjadi. Gallant menegaskan bahwa apa yang dilakukan Israel di Gaza, juga dapat dilakukan di Beirut.
Hizbullah, yang merupakan ujung tombak aliansi yang didukung oleh Teheran, telah bertempur melawan Israel selama satu bulan penuh pada tahun 2006 dan sejak 8 Oktober, mereka terlibat dalam baku tembak dengan pasukan Israel di perbatasan Lebanon-Israel. Serangan balasan sebagian besar terbatas di perbatasan dan Hizbullah sebagian besar menyerang sasaran militer, dengan setidaknya 70 pejuangnya telah tewas serta beberapa warga sipil Lebanon turut menjadi korban.