Pembaruan Korban Serangan Hamas di Gudang Nuklir Israel

by -177 Views

Perang di Gaza, Palestina, masih berlanjut. Perang terus berlanjut dan menyebabkan korban tewas hampir menyentuh 16.000 orang. Israel dianggap memperluas serangan tidak hanya ke Gaza Utara, tetapi juga ke Gaza Selatan. Ancaman perang juga menyebar dengan tentara Israel yang intensif dalam mengebom Lebanon. Tersebar pula laporan bahwa Hamas telah membombardir tempat penyimpanan nuklir Israel.

Berikut adalah fakta terbaru yang dihimpun oleh CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Selasa (5/12/2023). Militer Israel memperluas serangannya ke Gaza Selatan. The Guardian melaporkan bahwa puluhan tank Israel, pengangkut personel lapis baja, dan buldoser memasuki Gaza dekat Khan Younis. Militer Israel juga menerbitkan perintah kepada warga Palestina di wilayah tengah Gaza untuk bergerak ke selatan.

Jumlah warga sipil yang tewas terus meningkat. Dalam data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, sebanyak hampir 16.000 orang meninggal dunia dan lebih dari 42.000 orang lainnya terluka. Juru bicara kementerian tersebut juga mengatakan bahwa 70% dari korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

PBB memperingatkan bahwa serangan Israel akan menghentikan bantuan kemanusiaan di Gaza. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga diminta oleh tentara Israel untuk mengosongkan gudang bantuan di Gaza Selatan dalam waktu 24 jam.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperkirakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan menghadapi tuntutan kejahatan perang di Pengadilan Kriminal Internasional atas serangan negaranya di Gaza, Palestina. Ia juga mengutuk Barat karena mendukung Israel dalam konflik tersebut.

Israel juga membombardir Hizbullah di Lebanon sebagai respons terhadap serangan yang dilakukan oleh kelompok tersebut ke Israel. Netanyahu bahkan mengancam akan membuat “kehancuran” di Lebanon jika Hizbullah terlalu jauh bertindak.

Selain itu, dalam serangan 7 Oktober, roket Hamas kemungkinan berhasil membombardir gudang nuklir Israel. Meskipun roket tersebut tidak langsung mengenai senjata nuklir, namun hal ini menyebabkan kebakaran di basis militer yang menyimpan persenjataan sensitif tersebut. Ini diungkapkan dalam investigasi yang dilakukan oleh The New York Times.