BMKG Peringatkan Bencana Ini Mengintai Indonesia, Tanda-tandanya Sudah Muncul

by -150 Views

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebutkan bahwa kekurangan air menjadi salah satu ancaman pangan di Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan suhu permukaan bumi yang menyebabkan kekeringan. Bahkan, sepanjang tahun 2023, suhu maksimum terpanas pecah rekor berulang kali. Dari tahun 1850-an hingga saat ini, terjadi kenaikan temperatur global yang dipicu oleh semakin berkembangnya pertumbuhan industri. Lonjakan suhu secara signifikan terjadi menjelang tahun 1980-an.

Menurut Dwikorita, terjadi kenaikan suhu hingga tahun 2023 sebesar kurang lebih 1,2 derajat Celcius dibandingkan sebelum revolusi industri. Dan 8 tahun terakhir ini merupakan rekor terpanas sepanjang sejarah. Kenaikan suhu secara global mempengaruhi kekurangan air secara global, dan diperkirakan akan berlangsung untuk beberapa waktu ke depan. Dikarenakan kekurangan air ini, organisasi meteorologi dunia memproyeksikan bahwa terjadi kondisi kerentanan cukup tinggi terhadap ketahanan pangan, dan diperkirakan pada tahun 2050-an akan terjadi kekurangan pangan akibat kekurangan air tersebut di beberapa wilayah, termasuk Indonesia.

Penyebab perubahan iklim, ditandai dengan lonjakan suhu bumi, ditunjukkan konsentrasi CO2 yang semakin melompat hingga tahun 2023. Dari sekitar 370 ppm konsentrasi CO2, meningkat menjadi berkisar 415 ppm. Hal ini disebabkan oleh selubung gas rumah kaca di atmosfer yang menghambat terlepasnya radiasi matahari kembali ke angkasa.

Dampak dari perubahan iklim ini, antara lain, adalah punahnya es puncak Jayawijaya diperkirakan terjadi tahun 2025 dan cuaca ekstrem semakin sering terjadi. Untuk menghadapi hal ini, BMKG melakukan pelatihan adaptasi perubahan iklim, meningkatkan literasi iklim untuk masyarakat, serta memperluas penerapan transformasi energi dari energi fosil ke nonfosil.